Awal dia datang, perhatian ini tak sepenuhnya
untuknya. Kesibukan akan dunia kadang melenakan diri untuk melakukan yang
terbaik dalam mengisinya. Fluktuasi iman semakin mempengaruhi hari- hari
bahagia dengannya.Kesempatan dan peluang seperti angin lalu saja. Aku menyadari
ternyata diri ini masih harus
tetap
banyak belajar untuk memanfaatkan bonus yang Allah berikan.
Allahu Akbar...Allahu Akbar Wa lillahil kham...
Gemuruk takbir memenuhi malam. Semarak mercon dan
kembang api ikut mengiringi, semakin menyemarakkan malam takbiran. Semarak Idul
Fitri sangat meriah kali ini. Maklum di beberapa lebaran sebelumnya ada
perbedaan hari raya di kampung saya. Perbedaau NU, Muhammadiyah dan LDII memang
sangat kontras. Tak perlu di cari mana yang betul dan salah, karena bukan itu
harapannya. Semua punya dasar tersendiri yang kuat dan punya dalil yang tak
terbantahkan. Namun bagaimanapun jika ada kesamaan seperti hari raya kali ini
ukhuwah terjalin semakin erat.
Tiba-tiba hati merasa ada kekosongan yang dalam.
Mungkinkah ramadhan yang akan datang dapat bersua kembali. Mengisi dengan
ibadah prima. Rindu pada ramadhan kembali menyusup, ya saat aku di tinggalkan.
Ketika sesuatu di dalamnya tak termanfaatkan dengan baik, tapi ketika berakhir
kerinduan yang dalam akan datangnya kembali, tercipta dengan sangat mendalam.
Bulan Ramadhan, bulan penuh amal kebaikan, penuh
ampunan dan penuh Ibroh . Layaknya diriku yang ingin selalu belajar, ingin selalu
segera datang bulan Ramadhan
Belum ada Komentar untuk "Saat Aku di Tinggalkan"
Posting Komentar
Kebijakan Komentar di Blog Aniskhoir.com