Ganjil, unik dan bermakna. Itulah angka 99 yang baru hari ahad saya mengaguminya. Mengenal angka 99 sebagai jumlah dari nama- namaNya yang mulia sudah sedari kecil saya lakukan, namun mengenal angka 99 dari mulai judul buku dan kemudian menara 99 meter baru hari ahad kemarin saya lakukan.
Berawal dari mengisi liburan akhir pekan, saya dan suami memutuskan untuk ke kota pahlawan. Jika dari kota pudak tak perlu menguras banyak waktu apalagi tenaga, karena tinggal menyeberangi sungai lamong ( perbatasan gresik- surabaya) telah sampai di ibu kota Jawa Timur itu. Tujuan utama kami ke Tunjungan Plaza. Yang jelas bukan untuk bershoping ria, karena tanggal muda masih lama, namun keinginan melihat film 99 cahaya dilangit Eropa menjadi tujuan utama.
Mengawali perjalanan dengan mampir ke jalan Semarang, karena ada buku yang harus saya cari disana. Bagi pecinta buku pasti mengenalnya. Surga buku bekas dan bajakan dengan mudah dan murah tersedia di sana. Karena keasyikan di sana, dhuhur pun telah tiba waktunya. Walau agak jauh dari jalan semarang namun kami ingin sholat di masjid Al-Akhbar Surabaya. Sesampainya di masjid, hujan turun dengan derasnya. Sambil menunggu hujan reda kami pun menikmati pemandangan kota surabaya pada ketinggian 99 meter. Ya, menara 99 meter masjid Al -Akhbar mampu membius pengunjung untuk menikmati sisi lain kota surabaya. Ternyata bangunan Masjid yang super besar dan indah, juga terdapat menara yang tak hanya sebagai hiasan saja namun bisa berguna untuk menikmati satu kemahaanNya.
Rencana awal pun berubah. Karena hari telah sore, dan kami punya acara lagi selanjudnya, maka melihat film pun kami tunda, atau tepatnya tidak jadi :(. Kecewa pasti ada, namun sebagai obat penawarnya, kami mengobatinya dengan mampir ke togamas untuk membeli novel 99 cahaya di langit eropa. Tak apalah, setidaknya bisa menjawab pertayaan dalam hati apa buku ini benar- benar berkualitas dan bagus seperti yang kami dengar.
Untuk resensi bukunya mungkin dilain waktu, maklum sekarang belum selesai bacanya.
Jejak Ku
suka-suka
Berawal dari mengisi liburan akhir pekan, saya dan suami memutuskan untuk ke kota pahlawan. Jika dari kota pudak tak perlu menguras banyak waktu apalagi tenaga, karena tinggal menyeberangi sungai lamong ( perbatasan gresik- surabaya) telah sampai di ibu kota Jawa Timur itu. Tujuan utama kami ke Tunjungan Plaza. Yang jelas bukan untuk bershoping ria, karena tanggal muda masih lama, namun keinginan melihat film 99 cahaya dilangit Eropa menjadi tujuan utama.
Mengawali perjalanan dengan mampir ke jalan Semarang, karena ada buku yang harus saya cari disana. Bagi pecinta buku pasti mengenalnya. Surga buku bekas dan bajakan dengan mudah dan murah tersedia di sana. Karena keasyikan di sana, dhuhur pun telah tiba waktunya. Walau agak jauh dari jalan semarang namun kami ingin sholat di masjid Al-Akhbar Surabaya. Sesampainya di masjid, hujan turun dengan derasnya. Sambil menunggu hujan reda kami pun menikmati pemandangan kota surabaya pada ketinggian 99 meter. Ya, menara 99 meter masjid Al -Akhbar mampu membius pengunjung untuk menikmati sisi lain kota surabaya. Ternyata bangunan Masjid yang super besar dan indah, juga terdapat menara yang tak hanya sebagai hiasan saja namun bisa berguna untuk menikmati satu kemahaanNya.
Rencana awal pun berubah. Karena hari telah sore, dan kami punya acara lagi selanjudnya, maka melihat film pun kami tunda, atau tepatnya tidak jadi :(. Kecewa pasti ada, namun sebagai obat penawarnya, kami mengobatinya dengan mampir ke togamas untuk membeli novel 99 cahaya di langit eropa. Tak apalah, setidaknya bisa menjawab pertayaan dalam hati apa buku ini benar- benar berkualitas dan bagus seperti yang kami dengar.
Untuk resensi bukunya mungkin dilain waktu, maklum sekarang belum selesai bacanya.
buku ini kata temanku bagus banget. Berhubung setumpuk buku masih mengantri untuk dibaca, jadi perlu direm dulu untuk beli dan baca buku itu. :)
BalasHapusselamat membaca.
Katanya sih gitu, makanya kita juga penasaran dengan isinya.
BalasHapuswah, biar kagak antri, di alihkan ke aku aja, hehe #mengharap lagi
Wah saya belum pernah baca bukunya, saya seringnya baca buku yang bertema sosial, politik dan komputer sih, hehehe :D
BalasHapussesekali boleh juga di baca, menambah wawasan dan tentunya inspirasi.
BalasHapuswalah malah brubah ya dari rencana awal mau nonton :D
BalasHapustunggu aja nanti juga tayang ditipi,meski ga seenak nonton dibioskop sih :)
Sya pernah membaca resensinya sptnya buku ini layak baca apalagi buku ini menjadi best-seller di toko2 buku utama
BalasHapusiya kmarin kita juga harus tanya k pramuniaganya karena tak di display, n stok d toko habis.
Hapusjadi keinget menara di Masjid Agung Semarnag mbak, tinggi juga :)
BalasHapusditunggu Review bukunya ya mbak :)
ok mbak el, di tunggu juga saran dan kritiknya, :D
BalasHapusSaya juga suka baca buku lho, dapat memperluas wawasan dan ide buat ngeblog, hehehehe
BalasHapuscapung : sipp deh, klo pedagang biar bisa jualan passti kulakan baang, kalo ngeblog sih harus baca biar bisa memperkaya wawasan kita.
BalasHapus