Mencintai Sunyi

Mencintai Sunyi
Belum ku temukan jingga yang masih bersembunyi di balik pekat malam. Udara yang menusuk mentasbihkan bahwa pohon masih berkuasa di sini. Sesekali terdengar jerit anjing hutan yang melolong panjang. Beberapa  temaram lampu teplok selayaknya kunang- kunang dalam kegelapan. Namun justru hatiku tak bisa pergi dari tempat ini, karena aku terlanjur           mencintai sunyi .
 
Saat pagi hadir, lukisan alam tersuguhkan dengan begitu indahnya. Bukan hanya visual yang termanjakan, gemericik air sungai juga memberikan lantunan irama dengan merdunya. Jari ini pun bisa menyentuh embun suci yang tak kutemukan di keramaian kota. Sangat berbeda. Ada kedamaian yang luar biasa meski kadang hidup dengan penuh kesederhanaan dan apa adanya.

Senyum tulus juga dengan mudah ku dapatkan. Setiap bertemu tetangga dengan ramah menanyakan kabar di perantauan sana. Seolah semua warga di desa adalah bersaudara. Meski sesungguhnya hanya jarak dan ketulusan hati yang membuat ikatan ini begitu berarti. Itulah mengapa pautan ini sangat sulit untuk bisa lepas begitu saja. Walaupun telah melalang buana di kota orang dengan segela kemapanan dan kenikmatan, namun desa ku tetap tak tergantikan.

Silahkan, Anda pembaca menikmati kampung halaman di liburan panjang lebaran. Menumpahkan rindu akan kerabat dan lingkungan. Karena engkau akan merasakan betul- betul mencintai sunyinya desa, saat lebaran kau tak sanggup untuk bermudik dan berkumpul dengan keluarga.

*Catatan pada mudik yang kembali*


All about Love Jejak Ku Keluarga

14 Komentar untuk "Mencintai Sunyi"

  1. Desa dongeng sini juga sunyi mbak, damai sekali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentang desa di luar negeri, saya jadi ingat edensor di tetralogi laskar pelangi.
      waktu membaca novelnya dulu saya punya bayangan tersendiri. 11-12 ma desanya mbak Ely

      Hapus
  2. sunyi dan kedamaian serta suara jangkrik yang telah membesarkan,
    seperti terus memanggil untuk kembali datang, menjemput kenangan yang tertidur.

    BalasHapus
  3. Assalaamu’alaikum wr.wb, Anis...

    Kian Berlabuh Tirai Ramadhan,
    Lambaian Syawal Kian Di nanti,
    Luhur Hati Ikhlas Kemaafan,
    Semoga Kesalahan Mohon Dimaafi,

    Selamat Hari Raya Aidil Fitri
    Maaf Zahir Batin.
    Taqabbalallahu minna wa minkum

    Salam Syawal yang mulia dari Sarikei, Sarawak. :)
    SITI FATIMAH AHMAD

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumslm.wr.wb
      sama2 mbak siti fatimah..
      kita di sini mahon maaf juga apabila ada salah tingkah laku maupun kata- kata.

      Hapus
  4. Saya tidak bisa lagi menikmati sunyinya kampung saya di siang atau malam hari kerana ia sudah berubah menjadi bandar kecil yang kian bising dengan kenderaan dan bunyian siang malan yang tidak berhenti.

    Kesunyian desa masa kecil sudah tinggal kenangan yang melekat diingatan. Hari biasa atau mudik raya, sama sahaja keadaannya. Saya sangat rindu masa lalu yang sudah menjauh di telan zaman.

    SITI FATIMAH AHMAD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak desa saya masih bisa dikatakan sejuk.

      namun, telah banyak mengalami perubahan, tak seperti waktu kecil dulu. kadang masa kecil yang penuh kenangan apalagi tentang tempat di mana kita menghabiskan masa kecil membuat kita rindu.

      Hapus
  5. Banyak hal yang membuat kita merasa rindu kampung halaman yah. meski tidak seramai tinggal di perkotaan. tapi yang mbak sebutkan memang umum terjadi di desa. rasa kekeluargaan, apalagi suasananya. jauh sekali dengan kebisingan di kota. saya kalau di rumah, bisa dengan mudah melihat hamparan sawah, kalau musim penghujan terdengar suara kodok. masa kecil pun juga, haha kebayang lucunya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang suara kodoknya udah terganti dengan suara nyanyian dangdut :(

      Hapus
  6. Wah dalem banget mbak... Desa saya dulu juga sepi mbak, sekarang udah ramai, hehehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. perkembangan atau kemerosotan zaman ya dit kalau seperti itu?

      Hapus
  7. Saya sudah lima tahun ini enggak pulang saat liburan Lebaran. Sering kali saya merindukan suasana kesunyian kampung halaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti rindu sekali dengan keluarga..Saya terharu kalau dengar lagu " Tanah airku cipt. Ibu Sud, meski saya belum pernah merantau ke luar negeri. Apalagi Lutfi yg udah 5 tahun blm bs pulang ke tanah air

      Tanah air ku tidak kulupakan
      Kan terkenang selama hidupku
      Biarpun saya pergi jauh
      Tidakkan hilang dari kalbu
      Tanah ku yang kucintai
      Engkau kuhargai

      Walaupun banyak negeri kujalani
      yang mahsyur permai di kata orang
      Tetapi kampung dan rumahku
      Disanalah ku rasa senang
      Tanah ku tak kulupakan
      Engkau kubanggakan

      Tanah air ku tidak kulupakan
      Kan terkenang selama hidupku
      Biarpun saya pergi jauh
      Tidakkan hilang dari kalbu
      Tanah ku yang kucintai
      Engkau kuhargai

      Hapus
Kebijakan Berkomentar di Blog Aniskhoir.com
  • Komentar harus sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel