Suatu kewajaran mempunyai rasa
takut. Namun jika ketakutan itu pada
akhirnya berimbas pada rasa kurang nyaman akan sangat mengganggu. Apalagi takut
yang berlebih atau di kenal dengan phobia terhadap sesuatu yang tidak wajar.
Artinya, sesuatu yang bagi orang lain dianggap biasa saja namun lain ceritanya
dengan si “pengidap” fobia. Mereka lebih mengedepankan rasa dari pada sebuah
logika.
Sebuah artikel di Koran sindo
menyebutkan ada sepuluh hal yang sering kali menjadi penyebab sumber
fobia. Sepuluh hal tersebut
diantaranya adalah takut akan ketinggian, kegelapan, jarum suntik, dll.
Dan, penamaannya pun berbeda sesuai ketakutannya. Misalnya arachnophobia (takut
pada laba- laba), hydrophobia (takut akan air), namun untuk takut pada bayi saya
belum menemuinya. Tetapi justru tetangga saya mengalaminya, dan entah tepat
atau tidak jika saya memanggilnya BABYPHOBIA.Dan si penderita adalah seorang ibu. Kontradiksi
sekali dengan sifat wanita yang biasanya penyuka balita.
Ceritanya berawal dari dua bulan
lalu Alhamddulillah saya di anugerahi buah hati. Dan saya memilih untuk
melahirkan di rumah orang tua saya, di Pare Kediri. Berhubung sudah selapan,
kata orang jawa bayi sudah boleh diajak bepergian maka saya memboyong si kecil
kembali ke rumah saya yang dekat dengan mertua. Sampai di rumah, ibu mertua
memberikan paketan “tilik bayi” yang katanya dari si ibu P, panggil saya
namanya begitu. Sebenarnya muncul keheranan saya, kan bayinya belum ada kenapa
tilik bayi dahulu. Namun, curiga itu tak sempat terucap. Hanya sebatas batin
saya saja.
Baru suatu pagi, saya diamanahi
toko oleh adik ipar yang sedang ada keperluan keluar sebentar. Sambil ngemong si kecil saya segera ke toko
karena ada orang yang memanggil untuk membeli. Namun bukan nya segera
mengutarakan keperluannya, yang notabene si pembeli Ibu P malah marah,
memalingkan muka dan pada akhirnya mengusir saya. Jujur saya bingung atas sikap
ibu P tadi, karena saya merasa tidak bertengkar dan sebelum saya pulang ke pare melahirkan, tak ada yang
aneh dan sering bercanda dengan saya. Seharian saya pikirkan, dan baru ketika
suami pulang kerja saya utarakan kebingungan saya. Bukannya suami ikut serius
menanggapi, malah tertawa. Usut punya usut ternyata si ibu takut pada bayi.
Insting keibuan yang merupakan
sebuah fitrah bagaimanapun keadaannya tidak bisa dihilangkan. Bagaimanapun
tertekannya keinginan untuk memiliki buah hati tetap ada. Begitulah Ibu P tetap
memilih untuk memiliki buah hati, meski di awal kelahiran buah hatinya, setiap
hari si Ibu harus mengalami tekanan batin. Berawal dari melahirkan, bukan pada
rasa sakit yang dia rasakan namun ketakutan untuk bertemu makhluk yang menurutnya
seperti cindil (anak tikus) yang baru dilahirkan. Sehingga, setelah melahirkan
di marahi para tetangga karena tidak ingin menyusui bahkan merawatnya. Dan yang
jadi perawatnya bayinya adalah ibu dan saudara- saudaranya. Tidak jarang
menurut penuturan ibu P, ketika
menggendong buah hatinya, karena merasa jijik si ibu P melepas bayinya begitu
saja. Untungnya, putranya sekarang sudah SMA dan tumbuh tanpa kurang suatu
apapun. Namun phobia si ibu masih tetap saja.
Fobia sendiri bisa di sebabkan
karena traumatis di masa kecil yang membekas sehingga berakibat ketakutan yang
berlebih hingga masa dewasa. Namun tentang si ibu yang mengalami babyphobia
tersebut, tidak tahu kapan dan bagaimana
awal mula phobia itu ada. Keinginan untuk sembuh pastilah ada, meskipun sampai
sekarang belum bisa menghilangkannya.
waduh baru tahu nih kalau ada yg phobia bayi
BalasHapusIya mbak, aneh memang
HapusWaduh, kok seorang Ibu takut pada bayi ya. Bingung.
BalasHapusSaya jg bingung mbak wik, tp beneran ada lhoo
HapusBaru tahu ada babyphobia. Ngeri tapi sekaligus prihatin :( untung anaknya sehat dan mencintai ibunya ya.
BalasHapusKalau orang dewasa nggak suka anak kecil sih udah biasa kali ya :D
Klo sekedar gak suka banyak mbk, tapi klo sampai takut ku baru menemui si ibuk tetangga
Hapustilik bayi itu apa ya?
BalasHapusDatang ke rumah orang yg baru melahirkan, biasanya dg membawa peralatan bayi
HapusLah, kok iso seh??
BalasHapusBukti ne yo iso lhoo catur
HapusTp lak yo aneh ae
Hapusaneh tapi nyata catur:)
HapusTernyata ada juga ya mbak yang takut sama bayi. Kasihan juga ya
BalasHapusBtw, selamat atas kelhiran anaknya ya mbak, baru tahu aku
iya mbak Ely
Hapussaya juga baru menemui orang ini saja
terima kasih mbak Ely.
kangen mbak Ely, peluk mbak Ely.