Jika kita diminta, menginginkan
proses yang bagaimana jika melahirkan nantinya?, Jawabannya kebanyakan wanita
akan sama : normal dan lancar. Dua kata yang jadi doa ibu hamil untuk proses
persalinannya. Namun adakalanya, harapan tidak sesuai kenyataan. Di situlah sebenarnya
letak ujian sehingga menjadi pemberat amalan. Begitulah, saya juga dihadapkan
pada pilihan untuk proses persalinan. Karena si debay kerasan diperut si emak,
sehingga telah kadaluarsa HPLnya. Istilah kerennya dari dokter sih telah Post Date maka pilihan di berikan. Antara
normal dengan induksi, yang katanya bukan lagi sakitnya setengah mati, namun
bermati- mati atau bukan normal alias operasi caesar. Dan dengan berbagai
pertimbangan saya memilih resiko induksi meski sesungguhnya takut sekali.
Namun, lagi kesulitan itu masih menghantui .
Ketika kekuatan telah di kerahkan namun tak juga berhasil, maka muncul
kepasrahan untuk menyerahkan diri ini sepenuhnya pada Sang Maha Pemberi
Hidup. Selang oksigen pun turut mencium
bibir hidung. Dan lagi- lagi ku dengar bunyi
gunting yang entah keberapa memotong bagian tubuh ini. Namun semua tak
ada apa- apa terhadap rasa yang luar biasa. Patutlah Allah mengganjar
meninggalnya ibu karena melahirkan adalah jihad juga.
Tenaga medis sepertinya kawatir
juga dengan kondisi ini. Memberi semangat pada saya agar bisa persalinan
segera. Bahkan dokter memberi ultimatum. Jam sembilan belum melahirkan akan ada
tindakan. Sementara tinggal satu jam lagi dokter akan mengeksekusi, badan kian
melemah.
Sepertinya saya perlu mendapatkan
bukti yang terpampang nyata sesungguhnya seperti apa keajaiban. Selama ini saya
sering mendengarkan cerita keajaiban detik terakhir, dan kali ini saya jadi
pemerannya. Jika dilogika tidak akan bisa manusia memikirkannya, namun justru
Allah memperlihatkan Kuasanya. Dalam kepasrahan, kelemahan, dan
ketidakberdayaan keajaiban itu datang. Tepat di dua menit terakhir entah tenaga
dari mana, dan bagaimana caranya untuk pertama kalinya saya melihat buah hati
saya. Dan benar, sakit yang luar biasa sirna. Terobati oleh tangis buah hati.
Alhamdulillah..
Sekarang telah lima bulan saya
resmi jadi orang tua bagi buah hati saya. Ketika menngingat bagaimana proses
persalinannya yang penuh perjuangan semakin menambah rasa sayang. Mungkin sejak
dikandungan si kecil telah mengerti emaknya penganut “the power of deadline”,
sehingga akan melihat dunia pun ia menerapkan paham emaknya. Dan tentunya
memberikan makna keajaiban dua menit yang sesungguhnya
Subhanallah... Sungguh luar biasa kuasa Allah.
BalasHapusSang Pemegang Kendali alam semesta
HapusSubhanallah...bener2 perjuangan seorang ibu ya mbak...Alhamdulillah sekarang pasti senang ada bayi lucu dipelukan kita :)
BalasHapusbanyak yang bilang benar- benar menjadi wanita jika mengalaminya
HapusAlhamdulillah, rasa sakit yang luar biasa itu telah hilang jika memandang si kecil :)
Subhanallah, kayak pengalaman melahirkan si sulung, udah diultimatum juga, alhamdulillah lahir normal meski tubuh udah lemes sampai dipasang oksigen.
BalasHapuskadang ultimatum menjadi penyemangat kita untuk mengerahkan seluruh tenaga
HapusSungguh, sebuah proses persalinan yang luar biasa. Layaklah jika pahala seorang ibu disamakan dengan orang yang berjihad.
BalasHapusbegitulah, Rasulullah pun menyebut ibu tiga kali sebelum kata bapak
Hapus