Memasuki sepuluh hari terakhir
Ramadhan, aroma mudik mulai terasa. Berbagai stasiun televisi telah menyiarkan
pantaunnya dari beberapa titik sibuk arus mudik. Di pinggiran jalan raya pos
pantau polisi juga banyak didirikan. Momen mudik lebaran yang berlangsung satu
tahun sekali sudah sangat dinanti. Terutama bagi kaum perantauan, mudik adalah
sebuah ritual berkumpul keluarga serta merayakan lebaran bersama .
Untuk bisa sampai ke kampung
halaman, berbagai sarana transportasi pun digunakan. Dari mulai kendaraan umum
yang untuk tiketnya harus memesan jauh- jauh hari agar tidak kehabisan. Atau
rela berdesakan dan berdiri dalam bis sepanjang perjalanan. Bisa juga menggunakan
kendaraan pribadi baik itu mobil maupun motor. Untuk saya pribadi, saya lebih
memilih menggunakan motor untuk mudik ke kampung halaman.
Meskipun motor selalu menempati
angka kecelakaan tertinggi musim mudik setiap tahunnya, tetap saja jadi
primdona. Ada beberapa alasan pemudik tetap memilih menggunakan motor yaitu :
1.
Murah. Dalam segi pengeluran, kalkulasi biaya pembelian
bensin untuk motor jauh lebih murah dari pada biaya untuk tiket atau karcis
kendaraan umum lebih. Apalagi sewaktu lebaran ada harga kenaikan khusus yang
tentunya akan menambah biaya untuk kendaraan umum.
2.
Jarak tempat mudik tidak terlalu jauh. Artinya,
pemudik masih mampu mengendarai motor untuk sampai di tempat mudik karena
jaraknya bisa ditempuh.
3.
Waktu. Waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan
menggunakan motor relatif lebih singkat karena tanpa menunggu antrian, menunggu
penumpang, atau menunggu kendaraan datang.
4.
Fleksibel. Artinnya, perjalanan itu tergantung
pemudik. Jika pemudik ingin berhenti dan beristirahat maka segera dapat
dilakukan.
5.
Motor bisa dipakai di kampung halaman. Lebaran
adalah momen untuk saling memaafkan dan bersilaturrahim. Dan, bagi pemudik
jarang bisa bertandang ke sanak family. Disitulah manfaat motor. Selain menjadi
kendaraan perjalanan mudik juga menjadi kendaraan di kampung halaman.
Karena berbagai alasan diatas saya yang termasuk
penganut mudik dengan mudik. Namun, untuk tahun ini pertama kalinya saya mudik
dengan si kecil. Terus apa tidak kawatir keselamatan dan kenyamanan si kecil?.
Berikut beberapa tips yang saya lakukan ketika perjalanan jauh dengan s kecil.
1.
Mengecek kenyamanan dan keamanan kendaraan
terlebih dahulu. Kalau yang ini bagiannya Mas Suami. Biasanya Si Abi membawa
motor ke bengkel terlebih dahulu untuk memastikan “kesehatan” kendaraan sebelum
berangkat mudik. Serta mempersiapkan alat servis sederhana (misalnya : kunci
busi, busi, dll) dan juga jas hujan jika sewaktu- waktu di butuhkan.
2.
Memastikan si kecil tidak terkena angin
berlebih. Perjalanan dengan kendaraan terbuka memang rawan masuk angin. Apalagi
bagi si kecil yang daya tahan tubuhnya tak sekuat orang dewasa. Untuk
melindungi tubuhnya, bisa dilakukan dengan jaket, topi, kaos kaki serta selimut
bayi.
3.
Mengendarai motor dengan kecepatan sedang.
Sebelum ada si kecil selain keselamatan, kecepatan sehingga sampai lebih cepat
juga jadi prioritas. Namun sekarang, kenyamanan si kecil adalah yang utama.
4.
Istirahat. Jika perjalanan mudik jauh, ada
baiknya untuk mengurangi rasa capek bisa dengan beristirahat. Pilih sekiranya
yang bisa buat si kecil juga nyaman. Kalau saya, biasanya memilih Masjid
sebagai tempat istirahat. Selain sekalian sembahyang, tempat yang luas serta bersih
memungkinkan si kecil untuk bisa beristirahat dengan nyaman. Apalagi sekarang
si kecil sedang aktif- aktifnya, selain istirahat si kecil juga perlu
merenggangkan otot- ototnya.
5.
Berdo’a. Setelah segala ikhtiyar telah di
lakukan. Selanjudnya adalah meminta pada Sang Maha Memiliki hidup sehingga
dapat mudik selamat sampai tujuan.
Demikian tips mudik dengan motor
bersama balita. Jika pembaca punya tips yng lain bagi yuk di mari.
kuping si kecil perlu ditutup juga kan mbak, kalau aku biasanya pakaikan topi kupluk terus diakhiri dengan penutup kepala yg dari jaketnya langsung.
BalasHapusjangan lupa perbekalan yg cukup.....xixixi
BalasHapus