Ketika berangkat ke sekolah pagi ini, ada pemandangan yang mengusik saya. Mata tertuju pada seorang ibu yang duduk di kursi roda. Bukan sesuatu yang aneh memang. Tapi dari wajahnya, saya bisa memastikan usianya masih muda dan terlihat sakit. Rasa penasaran pun akhirnya hinggap sehingga saya menanyakan pada ibu mertua yang lebih tahu warga di desa. Dan dari cerita ibu mertua sekilas, saya mengambil kesimpulan bahwa sang ibu mengalami stroke. Dan untuk melakukan sebagian besar aktifitasnya harus dengan bantuan orang. Itu artinya sang anak harus merawat orang tua stroke demi kesembuhannya
Pikiran saya kemudian kembali pada sepuluh tahun lalu. Bapak saya juga terkena stroke sehingga menyebabkan bagian sebelah kanan tubuhnya tidak bisa bergerak. Bukan itu saja, kondisi tubuh bapak yang mengalami penyakit komplikasi juga menyebabkan sulitnya pemulihan pasca stroke. Faktor usia bapak yang sudah diatas 60 tahun juga mempengaruhinya. Sehingga setelah empat setengah tahun bapak terkena stroke dengan menjalankan aktifitas harian yang sangat terbatas bapat dipanggil oleh Sang Pemberi Hidup.
Menurut data dari WHO, stroke merupakan penyebab kematian ke dua tertinggi setelah penyakit jantung terutama untuk usia diatas 65 tahun. Stroke yang biasanya disebabkan hipertensi, diabetes militus, obesitas serta berbagai gangguan aliran darah ke otak. Sedangkan menurut Yayasan Stroke Indonesia terjadi kecenderungan peningkatan penderita setiap tahunnya. Data diatas lansia cenderung lebih beresiko terkena stroke, namun bukan berarti dibawah usia 60 tahun aman terhadap stroke. Karena ada kecenderungan peningkatan kejadian stroke bahkan diusia lebih sekitar 40 tahun.
Pencegahan tentu lebih baik dari pengobatan. Untuk itulah menjaga pola hidup sehat penting sekali agar jangan sampai terkena stroke. Namun ketika usaha telah dilakukan, pada akhirnya terkena stroke maka merupakan tugas kita yang sehat untuk merawat hingga sembuh. Apalagi jika orang tua yang mengalaminya maka sudah merupakan kewajiban anak merawatnya. Tentang kiat apa saja yang dilakukan ketika merawat orang tua stroke yuk baca ulasan berikut :
Memahami penyakit stroke
Ketika orang tua terkena stroke, yang pertama dilakukan adalah memahami penyakit stroke dengan mencari pengetahuan tentangnya. Seperti penyakit lainnya, orang yang mengalami stroke juga terdapat pantangan yang harus dilakukan. Sebagai anak ketika merawat orang tua stroke tentu sebisa mungkin menghindarkan orang tua stroke dari pantangan. Misalkan saja dari segi makanan. Orang yang terkena stroke akibat hitertensi tentu dilarang mengkonsumsi daging kambing misalnya. Jadi jangan sampai kita sebagai anak memberikannya kepada orang tua yang terkena stroke meskipun merupakan makanan kesukaannya.
Orang yang terkena stroke karena hipertensi juga cenderung mudah emosi. Jadi sebisa mungkin saat merawat orang tua stroke untuk menghindarkan dari yang menyebabkan emosi. Membuat perasaan orang tua bahagia bisa juga membantu proses penyembuhan stroke, terlebih jika masih stroke ringan.
Ikhlas menerima penyakit orang tua
Sebagai anak tentu akan sedih ketika orang tua sakit stroke. Serangan stroke pada seseorang memberikan beberapa efek dari mulai dari gangguan bicara, penglihatan bahkan lumpuh total. Ketika orang tua masih mempunyai banyak tanggungan, anak yang masih kecil misalnya atau tanggungan lainnya, itu artinya banyak perubahan yang harus dihadapi. Bukan saja orang tua yang terkena stroke tapi juga sebagai anak harus menata hati untuk ikhlas menerima cobaan tersebut. Ikhlas bukan saja dalam merawat orang tua stroke tapi juga biaya dan perawatan yang dilakukan sampai orang tua sembuh. Tentu bukan hal yang mudah, apalagi yang telah berkeluarga. Namun dengan mengingat jasa orang tua serta mendapatkan keridhoaaNnya, merawat orang tua stroke dengan ikhlas bisa berbalas berlipat pahala.
Baca juga : Barang yang dibawa ketika menjenguk orang sakit
Sabar menghadapi orang tua stroke
Proses penyembuhan stroke hingga kembali keadaan semula biasanya membutuhkan waktu yang lama. Bahkan jika telah lumpuh sebagian tubuhnya jarang sekali yang bisa kembali keadan semula. Itu artinya dalam proses penyembuhan atau bahkan seumur hidupnya orang dengan stroke bisa dilbilang membutuhkan bantuan dari orang lain untuk aktivitas kesehariannya, terutama dari sang anak. Dalam proses yang panjang tersebut tentu diperlukan tingkat kesabaran luar biasa dan kesadaran baik orang tua maupun anak ketika merawat orang tua stroke.
Menunjukkan kebersamaan dengan anggota keluarga lain dalam merawat orang tua stroke
Yang saya syukuri ketika bapak terkena stroke saya memiliki banyak saudara. Dan Alhamdulillah kekompakan ketika merawat bapak menjadikan cobaan tersebut lebih ringan. Dalam segi biaya kami saling membantu dan ketika ada salah satu saudara yang sedang down dalam merawat bapak maka kami saling menguatkan. Tidak dipungkiri hingga bapak tiada kedekatan kami tetap berjalan meskipun kami telah berkeluarga serta tinggal dibanyak tempat yang berbeda. Kenangan terutama ketika merawat bapak sakit menjadi lem perekat kedekatan kami.
Memberikan pengetahuan pada orang tua tentang penyakitnya.
Banyak orang sakit tapi belum paham bagaimana penyakit yang di deritanya. Terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia mengalami kesulitan dalam belajar. Ketika sakit mereka hanya tahu nama penyakitnya namun sejauh mana penanganannya serta gejala dan pantangannya mereka tidak tahu. Maka ketika orang tua stroke perlu ada pemahaman serta pengetahuan buat mereka tentang penyakit stroke sehingga dalam diri mereka tidak memperparah penyakitnya. Namun yang perlu diingat, bagaimanapun menasehati orang tua terutama dalam keadaan sakit harus dengan santun. Karena bisa jadi orang tua lebih sensitif dan berpikir bahwa mereka orang tua tidak perlu dinasehati oleh anak mereka. Tidak terkesan menggurui serta memilih moment yang tepat bisa menjadi solusi.
Memotivasi agar orang tua untuk berusaha sembuh.
Sakit merupakan kondisi tubuh yang tidak diinginkan oleh siapapun. Apalagi yang kesehariannya penuh aktifitasnya kemudian harus menghabiskan waktunya diatas kursi roda atau tempat tidur saja. Tentu kondisi diatas sangat membuatnya stress. Yang dapat dilakukan oleh anak jika menghadapi kondisi demikian selain merawat orang tua stroke juga memberikan motivasi untuk sembuh. Bahkan kalo bisa berikan contoh konkrit orang yang kembali seperti keadaan semula setelah mengalami stroke. Dengan contoh tersebut membuatnya bisa yakin sembuh dan berusaha untuk sembuh. Dorongan dalam diri yang positif tentu akan berefek besar dalam proses pemulihan pasca stroke.
Melakukan terapi pemulihan stroke secara mandiri
Efek stroke satu dengan yang lainnya berbeda tergantung bagian mana kerusakan otak yang dialaminya. Ada yang berefek pada gangguan bicara, ganggungan penglihatan sampai lumpuh sebagian besar tubuh pasien stroke. Pasca stroke latihan pemulihan sangatlah penting. Fisioterapi bisa dilakukan di rumah sakit atau untuk menghemat biaya serta memberikan kenyamanan pada orang tua stroke bisa dilakukan di rumah. Misalnya saja terapi dengan latihan berjalan menggunakan alat bantu jalan. Bagi efek stroke dengan gangguan bicara selain mengajaknya bicara, keluarga harus belajar memahami bicara orang tua stroke. Saya ingat betul ketika bapak terkena stroke juga mengalami kesulitan karena apa yang diinginkan tidak sesuai dengan apa yang diberikan. Membimbing orang tua stroke untuk pelan-pelan dalam mengucapkan keinginan serta menenangkan jika apa yang diucapkan tidak dimengerti bisa menjadi solusi.
Merawat orang tua stroke atau sakit apapun bukan tentang kewajiban tapi merupakan ladang pahala untuk anaknya. Ikhlas, sabar serta bersinergi baik orang tua stroke maupun anak yang merawatnya akan mempercepat proses penyembuhan serta pemulihan pasca stroke. Semoga tulisan ini bermanfaat ya
Saat merawat orang yang terkena stroke kunci utamanya sabar. Kadang banyak anak yang tidak sabar merawat orang tuanya dan akhirnya malah ditelantarin. Semoga orang tua kita sehat-sehat selalu ya ....
BalasHapusadakah sesuatu yang harus dihindari agar tidak terkena stroke mbak? misal fast food atau sejenisnya?
BalasHapusMemang sih kalau ortu sakit jadi lebih sensitif. Serba salah kalau mau menasihati, terutama untuk berpantang makanan itu.
BalasHapus