Akhir-akhir ini yang membuat jengkel saya bukan sesuatu yang
dulu saya anggap perlu. Karena sekarang ini saja dia “cinta” dengan saya. Padahal
segala daya dan upaya telah aku usahakan agar si dia ini lepas dari saya. Tak
di sangka kini dia menjadi musuh nomer satu bagi diriku # agak lebay memang.
Dulu saya easy going
saja dengan wajah ku. Karena dari dulu si jewi kagak betah lama-lam di wajahku.
Paling tumbuh satu, saya usir dia pun takut dan pergi. Tapi hukum tadi tak
berlaku untuk saat ini. Saya jadi berpikir, kurang jahatnya apa pada mereka
sehingga dengan suka cita dan setia mereka menjadi laksana bintang menghiasi
malam. Bertebaran dimana-mana.
Banyak cerita yang saya dapatkan dari si jewi. Saat saya
belanja di toko tetangga contohnya, bukannya bicara tentang belanjaanya, malah
curcol juga tentang jewi ponakannya. Katanya jewinya kembar dengan saya. Baru
tahu kalau tak hanya manusia yang ada kembarannya, begitu juga jerawat. Pernah
juga satu hari ada kira-kira lima orang yang komentar tentang si jewi. Hmmm,
kok pada perhatian dg jewinya, bukan ke saya?# sama kagak ya...lola.
Yang bikin gemes adalah ketika bersama teman ku sesama guru.
Kita yang lagi ngobrol kemana-mana yang berujung pada jerawat, saya berkomentar
kalau jerawat saya agaknya sudah mulai menghilang. Muridku yang kebetulan
bermain di samping kami, langsung menimpali “mana yang hilang us jerawatnya?,
itu masih ada merah-merahnya”, sambil menahan tawa atas kejujurannya dan
menyadari kalau kata-kata anak kecil adalah kejujuran. Itu artinya jewi ku
benar-benar parah. Moga cepat sembuh ;)
coba dibasuh dengan air rebusan daun sirih merah, atau air rebusan daun sirih hijau. Mudah2an cocok.
BalasHapusSekarang susah mendapatkan daun sirih, apalagi di kota,:(
BalasHapus