Apakah ini efek berita gosip yang menghiasi layar kaca setiap hari, atau mungkin trend yang
berlaku di masyarakat ( Naudzubillah..), perceraian sekarang lebih sering saya dengar. Tak terkecuali teman akhwat dengan jam terbang dakwah yang tinggi, tiba- tiba terdengar kabar telah bercerai.
Demikian juga di desa ku yang jauh dari kata maju. Perceraian agaknya menjadi kata sepakat ketika telah menemuai konflik dalam rumah tangga. Persisnya apa penyebabnya saya kurang tahu, namun kabar terakhir dari ibu tetangga yang biasanya mangkal depan teras rumah, kalau ada seorang guru yang biasanya mengisi pengajian ibu-ibu telah memilih kata itu untuk mengakiri rumah tangganya dengan sang istri, penyebabnya karena sang suami menginginkan berpoligami.
Bicara poligami, memang perkara yang sensitif. Apalagi bagi wanita, "diduakan" dalam rumah tangga jarang yang tak sanggup menjalaninya. Dalam islam sendiri di perbolehkan untuk melaksanakannya. Dengan catatan, ada suatu hal yang menjadikan alasan untuk melaksanakan dan sang suami dapat adil terhadap kedua, ketiga atau keempat istrinya.
Jika saya di tanya apakah saya mengakui poligami. Dengan kepastian mantap saya menjawab IYA. Jika tidak mengakui maka saya kurang memahami bagaimana syariat islam ada penuh hikmah. Karena islam memperbolehkan jika saya menolak maka sama artinya saya tak mengakui aturan islam yang memperbolehkan poligami.
Yang perlu digaris bawahi pernyataan saya di sini tentang poligami adalah seperti makan buah duren. Tak banyak orang menyukainya termasuk saya. Padahal duren halal untuk dimakan. Saya memilih untuk tak makan karena saya merasa lebih baik jika tak memakannya. Bukan berarti jika saya tak memakannya maka saya akan menyatakan bahwa buah duren adalah haram, tidak seperti itu.
Poligami sering di angkat oleh kaum feminisme untuk melemahkan ajaran islam. Padahal dalam poligami sendiri jika benar-benar dijalani sesuai syari'at islam, maka yang terlihat adalah keindahan.
Islami
suka-suka
berlaku di masyarakat ( Naudzubillah..), perceraian sekarang lebih sering saya dengar. Tak terkecuali teman akhwat dengan jam terbang dakwah yang tinggi, tiba- tiba terdengar kabar telah bercerai.
Demikian juga di desa ku yang jauh dari kata maju. Perceraian agaknya menjadi kata sepakat ketika telah menemuai konflik dalam rumah tangga. Persisnya apa penyebabnya saya kurang tahu, namun kabar terakhir dari ibu tetangga yang biasanya mangkal depan teras rumah, kalau ada seorang guru yang biasanya mengisi pengajian ibu-ibu telah memilih kata itu untuk mengakiri rumah tangganya dengan sang istri, penyebabnya karena sang suami menginginkan berpoligami.
Bicara poligami, memang perkara yang sensitif. Apalagi bagi wanita, "diduakan" dalam rumah tangga jarang yang tak sanggup menjalaninya. Dalam islam sendiri di perbolehkan untuk melaksanakannya. Dengan catatan, ada suatu hal yang menjadikan alasan untuk melaksanakan dan sang suami dapat adil terhadap kedua, ketiga atau keempat istrinya.
Jika saya di tanya apakah saya mengakui poligami. Dengan kepastian mantap saya menjawab IYA. Jika tidak mengakui maka saya kurang memahami bagaimana syariat islam ada penuh hikmah. Karena islam memperbolehkan jika saya menolak maka sama artinya saya tak mengakui aturan islam yang memperbolehkan poligami.
Yang perlu digaris bawahi pernyataan saya di sini tentang poligami adalah seperti makan buah duren. Tak banyak orang menyukainya termasuk saya. Padahal duren halal untuk dimakan. Saya memilih untuk tak makan karena saya merasa lebih baik jika tak memakannya. Bukan berarti jika saya tak memakannya maka saya akan menyatakan bahwa buah duren adalah haram, tidak seperti itu.
Poligami sering di angkat oleh kaum feminisme untuk melemahkan ajaran islam. Padahal dalam poligami sendiri jika benar-benar dijalani sesuai syari'at islam, maka yang terlihat adalah keindahan.
Wallahu 'alam Bisshowab
Yup Allah membolehkan poligami karena wanita sendiri "tidak satu kata" mengenai perasaan tentang dipoligami. Seperti mbak Anis, bahkan sangat siap untuk dipoligami ^_^.
BalasHapusIni membantahkan sikap feminisme yang mengatakan bahwa poligami itu cenderung melukai pihak perempuan.
Setidaknya dalam tulisan ini, saya menemukan sendiri, perempuan yang setuju poligami. Dan saya yakin, di luar banyak juga yang seperti mbak Anis.
Oh iya salam kenal.
@ Mbak Fifin : tak menolak bukan berarti saya siap untuk dipoligami. Tak menolak maknanya di sini saya mengakui bahwa islam menghalalkan/membolehkan poligami..
BalasHapusPoligami adalah sunah, bahkan ada yang mengatakan salah satu jalan surga, namun jika saya di minta memilih saya akan memilih jalan surga yang lainnya.
Wallahualam Bi Showab.
Asslmkm…wrwb
BalasHapusPoligami memang tercantum dalam Alqur’an dan Hadist, dicontohkan juga oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
Tapi…ROSUL JUGA MEMBERI CONTOH MELARANG POLIGAMI, ketika melarang Fatimah RA dipoligami saat Ali Bin Abi Tholib hendak menikah lagi, mungkin beliau tahu walaupun sesuai syariat, poligami bisa membuat wanita tersakiti, sehingga beliau tidak rela putrinya dipoligami. Wallohua’lam
Dan……
Berdasarkan sensus penduduk 2000 dan 2010 ternyata justru JUMLAH PRIA DI INDONESIA LEBIH BANYAK DARI WANITANYA.
“laki2 jaman sekarang biasanya mati2an menentang atau berusaha menutup2i fakta ini dengan berbagai alasan dan dalih”
Begitu juga dengan data negara2 di dunia (CIA, Bank Dunia, PBB, dll) ternyata jumlah pria juga lebih banyak dari wanitanya (terutama untuk China, India, dan negara-negara Arab)
Yup jumlah wanita memang sangat melimpah tapi di usia di atas 65 tahun, mauu?? hehe….kalo ngebet, silakan poligami dengan golongan wanita usia ini.
Cek di data resmi BPS dan masing2 pemda atau coba klik di:
http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/11/poligami-meningkat-bujang-lapuk-menggugat--567796.html
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=263&wid=0
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab=4
http://statistik.ptkpt.net/_a.php?_a=penduduk_ratio&info1=4
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321
http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=211&Itemid=211&limit=1&limitstart=2
Kira2 apa ya solusi dari kelebihan pria ini?
masih tetap POLIGAMI? Hanya akan semakin “merampas” kesempatan bujangan pria lain untuk dapat menikah
perkiraan dan kepercayaan selama ini “turun temurun” yang selalu jadi senjata bagi pria yang ngebet ingin berpoligami bahwa jumlah wanita jauh berlipat lipat di atas pria ternyata SALAH BESAR
Hasil Sensus Penduduk 2010 berdasar jenis kelamin perpropinsi
Kode, Provinsi, Laki-laki, Perempuan, Total Penduduk
1 Aceh, 2 248 952, 2 245 458, 4 494 410
2 Sumatera Utara, 6 483 354, 6 498 850, 12 982 204
3 Sumatera Barat, 2 404 377, 2 442 532, 4 846 909
4 Riau, 2 853 168, 2 685 199, 5 538 367
5 Jambi, 1 581 110, 1 511 155, 3 092 265
6 Sumatera Selatan, 3 792 647, 3 657 747, 7 450 394
7 Bengkulu, 877 159, 838 359, 1 715 518
8 Lampung, 3 916 622, 3 691 783, 7 608 405
9 Bangka Belitung , 635 094, 588 202, 1 223 296
10 Kepulauan Riau, 862 144, 817 019, 1 679 163
11 DKI Jakarta, 4 870 938, 4 736 849, 9 607 787
12 Jawa Barat, 21 907 040, 21 146 692, 43 053 732
13 Jawa Tengah, 16 091 112, 16 291 545, 32 382 657
14 DI Yogyakarta, 1 708 910, 1 748 581, 3 457 491
15 Jawa Timur, 18 503 516, 18 973 241, 37 476 757
16 Banten, 5 439 148, 5 193 018, 10 632 166
17 Bali, 1 961 348, 1 929 409, 3 890 757
18 Nusa Tenggara Barat, 2 183 646, 2 316 566, 4 500 212
19 Nusa Tenggara Timur, 2 326 487, 2 357 340, 4 683 827
20 Kalimantan Barat, 2 246 903, 2 149 080, 4 395 983
21 Kalimantan Tengah, 1 153 743, 1 058 346, 2 212 089
22 Kalimantan Selatan, 1 836 210, 1 790 406, 3 626 616
23 Kalimantan Timur, 1 871 690, 1 681 453, 3 553 143
24 Sulawesi Utara, 1 159 903, 1 110 693, 2 270 596
25 Sulawesi Tengah, 1 350 844, 1 284 165, 2 635 009
26 Sulawesi Selatan, 3 924 431, 4 110 345, 8 034 776
27 Sulawesi Tenggara, 1 121 826, 1 110 760, 2 232 586
28 Gorontalo, 521 914, 518 250, 1 040 164
29 Sulawesi Barat, 581 526, 577 125, 1 158 651
30 Maluku, 775 477, 758 029, 1 533 506
31 Maluku Utara, 531 393, 506 694, 1 038 087
32 Papua Barat, 402 398, 358 024, 760 422
33 Papua, 1 505 883, 1 327 498, 2 833 381
TOTAL, 119 630 913, 118 010 413, 237 641 326
Sex Ratio Indonesia (menurut BPS) beginilah data yang saya dapat:
- Tahun 1971 = 97.18 pria : 100 wanita
- Tahun 1980 = 99.82 pria : 100 wanita
- Tahun 1990 = 99.45 pria : 100 wanita
- Tahun 1995 = 99.09 pria : 100 wanita
- Tahun 2000 = 100.6 pria : 100 wanita
- Tahun 2010 = 101,01 pria : 100 wanita
Bisa dilihat, ternyata tren sex ratio semakin meningkat, dalam arti dari tahun ke tahun jumlah pria semakin melebihi wanita
Poligami????? Anehh…
wa'alaikumslm.wr.wb..
BalasHapusterima kasih komennya Pak Rondom, lengkap banget data statistiknya...pegawai BPS kah? :)
Tak memungkiri, bagaimanapun jika poligami di butuhkan dengan alasan syar'i, maka kita tetap harus menghargai pelakunya..
Saya Bukan Pegawai BPS tuh, lawong data tersebut dari situs resmi BPS yang bisa diunduh dengan gampang oleh siapa saja
BalasHapus