![]() |
Gambar dari sini |
Ada waktu dimana kenangan indah
dan lucu membuat kita rindu dengan orang-orang yang ada di dalamnya. Meskipun
jarak telah memisahkan namun, kenangan itu akan membawa pada kelekatan hati
kembali. Dan, karena pesan Fila saya tertarik untuk menuliskan kisah
kebersamaan kami di kos yang penuh suka duka dan tangis bahagia.
Seperti tepat dihari ini, tiga
tahun yang lalu Ayung berulang tahun. Kejutan kecil pun kami siapkan. Jangan
berpikir kejutan itu adalah kue ulang tahun dengan lilin serta kado yang
terbungkus cantik. Namun, membuatnya menjadi adonan kue menjadi bentuk
perhatian kami kali ini #edisi_jahat_pertama.
Sudah menjadi kebiasaan jika kami
beranggota lengkap, maka bergadang entah apa yang kami ributkan menjadi
kebiasaan. Seandainya berkeinginan tidur terlebih dahulu, akan percuma saja.
Selain akan terganggu dengan suara kami yang belum tidur, juga kami yang masih
terjaga tidak akan rela. Mengganggu yang tidur pun jadi agenda
#edisi_jahat_kedua.
Dan, karena kebiasaan bergadang
serta “mengganggu” itulah malam itu aksi kita terhadap ayung pun serasa
diamini. Rencana mulai, tugas pun dibagi. Amal yang kali ini kebagian
menaburkan tepung. Sedangkan Ulfa yang melempar telur. Sedangkan Fila, saya dan
lainnya selain bertugas mengunci sasaran ke dekat kamar mandi (sehingga
membersihkannya mudah) juga menyiram air ke Ayung.
Namun seindah apapun rencana,
edisi jahat tak selamanya terlaksana. Meskipun kami berhasil menyiramkan tepung
dan air, sehingga Ayung berubah menjadi balutan tepunng dengan adonan yang
tidak sempurna. Telur yang Ulfa lemparkan ternyata telur matang, sehingga
bukannya pecah di tubuh Ayung, namun malah terpental entah kemana. Muasalnya
telur yang Ulfa ambil adalah salah. Telur tersebut yang kebetulan punya saya
dari ibu di kampung, sengaja ada yang sudah di rebus dan yang masih mentah. Dan
Ulfa pun mengambil dari kulkas tanpa membedakannya. Jadilah kesemua itu adegan
lucu, dan tentunya cerita kami sampai saat ini karena sebuah telur yang keliru.
Teman, ada kalanya kejadian itu
seperti sebuah telur yang keliru. Sehingga kejadian itu tidak sesuai rencana dan tidak sesuai yang di
harapkan namun ternyata justru memberikan kenangan indah. Dan, juga menjadi
benang yang menyatukan kita dengan banyak hati meski telah berpisah bukan pada
sekedar waktu yang lama, tapi juga tempat yang jauh.
Hiyaaahhahaa... seruuu banget sih mbaaa kos2annya :))
BalasHapusAku blum pernah ngekos sih. Dan Alhamdulillah, belum pernah diguyur telur whatsoever gitu deh, pas ulang tahun :)
Iya mbak, kos2an jd rumah ke dua.
HapusWahhh, perlu nyoba tu mbak nurul..
mbak kebagian ngegiring target ke TKP, haha. huaa, jadi ingat masa2 ngekos juga, eh lebih tepatnya pas ngontak. kalau ngekos saya lebih terlihat cool(kas), haha. tapi pas ngotrak teman2 sekelas saja gitu, mbak. saya pun pernah jadi korban aniyaya teman2 pas ultah. disiram air comberan di depan pagar, saya awalnya kaget "looh, maksudnya', ngebatin gitu. lupa kalau lagi ultah, buahaha. terus yah gitu, telor dan tepung sukses melumuri badan saya, juga seperti adonan tak sempurna. tapi bedanya telornya mentah, haha, yang teman mbak lucu, plus kasihan kan sakit yah :D
BalasHapusKadang sebel juga dengan perbuatan teman yang serasa "menganiaya", namun itu adalah bentuk perhatian sehingga kita tak akan lupa momen tersebut sampai kapan pun
HapusHihi jd terbayang telur mentalnya. Sy paling ga suka kalo ultah dilempar tepung dan telur..untungnya ga ada yg melakukannya jg..lbh enak dibikin kue. Masa2 ngekos ya...
BalasHapusIni masa mengenang.
HapusHabis di telpon teman satu kos dulu jadi ingin menuliskannya
Hahahha...eh tapi kalo kena badan malah kayak kena timpuk benda keras...
BalasHapusIya mak, sakit juga yg kena, tapi asli lucu banget
HapusInget wkt jd anak kos deh :)
BalasHapusIya mbak :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusJadi inget masa-masa ngekost hehe..... untung juga tuh yg ultah ga dpt telur mentah secara nyuci nya amis bingits ^_^
BalasHapusGk kena telur amis, tapi sakit juga mbak d timpuk telur matang
Hapusini namanya tidak syukur nikmat, para pelaku penganiayaan ini harusnya menyadari untuk tidak menjadikan bahan makanan sebagai alat penganiayaan, walaupun tepung dan telur itu harganya murah tetapi tidak pantas dihamburkan demikian, itu kan makanan... di daerah-daerah yang dilanda perang betapa berharganya jenis makanan yang disebutkan itu. Tapi untung deh lemparnya pake telur hewan, kalo pake telur non hewan yaaahhh,, bisa berabe,,, hehehe
BalasHapus