Sering menyaksikan keseruan
mengarungi jeram di sungai dengan kiri kanan tebing yang tinggi menimbulkan
suatu doa tersendiri. Berharap suatu saat dapat merasakan tubuh terhempas,
berteriak dan berbasah- basahan diatas perahu karet. Selayaknya pesan Andrea Hirata
“ Bermimpilah, maka Tuhan akan merangkul mimpi itu menjadi nyata”, keinginan
itu bukan sesuatu yang nihil.
Bahkan untuk merasakannya tanpa mengeluarkan rupiah barang “seklutik”pun. Tempat saya bekerja mengadakan wisata untuk seluruh karyawannya. Sip, kesempatan tak datang dua kali. Kali ini apapun yang terjadi saya akan mengikuti. Dan, berangkaaatttt..
Sejatinya saya bukan termasuk
orang yang suka memacu adrenalin. Suka yang nyaman, sepoi- sepoi dan akhirnya
terbuai mimpi. Jiah, bangun dong Anis, Ayo bangun dong
#irama_lagu_bangun_Dong_Lupus. Pernah mencoba menaklukkan rasa takut tinggi
dengan Flaying Fox. Namun itu hanya angan. Setelah naik ke atas,
bersiap meluncur dan eits…..tunggu dulu melihat bawah dari atas, nyali ini pun
ciut. Dan, saya memutuskan turun Bahkan untuk merasakannya tanpa mengeluarkan rupiah barang “seklutik”pun. Tempat saya bekerja mengadakan wisata untuk seluruh karyawannya. Sip, kesempatan tak datang dua kali. Kali ini apapun yang terjadi saya akan mengikuti. Dan, berangkaaatttt..
Tapi untuk Arung Jeram kali ini
saya telah berniat dan bertekat untuk berani mencoba. Sebenarnya bukan hal baru
saya bermain jeram riak. Rumah saya yang dekat dengan kali desa,
meskipun tak besar dan tak begitu dalam namun dapat digunakan untuk berenang
dan bermain banana boat (pohon pisang yang telah dipotong dan digunakan sebagai
pelampung ketika berenang). Sehingga berurusan dengan air bukan sesuatu yang
baru bagi saya. Mungkin hanya soal kelas antara arung yang besar dengan riak yang gemricik di kali. Itulah yang membuat saya kali ini tak seperti flying fox
kalah sebelum bertanding, tapi menang dengan menyelesaikan permainan.
Baca juga :Keramahan Itu Bernama Pelayanan
Itu pengalaman saya tentang
bermain arung jeram tahun 2012 silam, sewaktu saya masih single dan bekerja.
Tetiba ingin menuliskannya setelah dapat cerita Mbak Rian tentang pengalamannya
berarung jeram. Sepertinya saya lebih beruntung dan tak menjadi most wanted
seperti yang dialami mbak Rian. Mbak Rian pernah hilang dan ditemukan sejauh tujuh kilometer dari lokasi awal saat
berarung jeram. Bisa dibayangkan pasti menjadi pengalaman yang tidak terlupakan seumur hidupnya.
Terus Mbak Rian itu siapa Anis?,
Okeylah..aku jelaskan. Mbak yang cantik ini merupakan mamud alias mama muda
dengan satu putra gantengnya. PNS yang kerjaannya berurusan dengan uang. Seorang yang rame dan superduperlebay. Tengok saja blognya Mbak Rian akan bikin kaku nih perut karena
tulisannya yang lebay tapi gak bikin bosan dan tentunya penuh humor. Serasa
menikmati stand up comedy blog versi. Disamping menghibur, artikel yang ada di
blognya Mbak Rian juga penuh manfaat.
Salah satunya tentang olah raga. Sebagai pecinta lari mbak Rian tidak
pelit membagi tip agar resolusi utuk bisa berolah raga tidak sekedar indah sebagai tulisan, tapi menjadi sesuatu yang nyata. Penasarankan dengan Mbak Rian, langsung cus aja ke Kompor Mledug, rumah mbak
Rian di dunia maya.
Mbak Rian dengan kue buatannya |
Blogging telah membawa suatu arti
tersendiri. Dipertemukan dengan Mbak Rian yang belum pernah kopi darat namun
ttersa akrab. Kisahnya juga kemudian membawaku pada sebuah kenangan indah
di masa lalu. Seperti mempunyai teman dengan pengalaman yang sama tentang arung jeram namun beda cerita. Tentang arung jeram di dua kisah yang berbeda.
Mbak Anis ni kayaknya sama dengan aku, cuma aku mah belum berani mbak arum jeram, iih meuni ngeri.. btw Mbak Anis, aku sudah follow blog + G+ nya ya, thanks
BalasHapusperlu di coba Mbak Rani arung jeramnya, bikin nagih.
BalasHapusokey, di folbek. tunggu pake laptop
Asikk juga pengalamannya mengarungi arum jeram hehehe
BalasHapusBaru tau jika Mba Rian itu kocak abis. Kirain hanya supel dan ramah aja, ternyata humoris juga yaaa? TFS, Mba Anis. :)
BalasHapus