Resensi Novel Hati Suhita : Tentang Cinta Segitiga dan Keikhlasan

Resensi Novel Hati Suhita : Tentang Cinta Segitiga dan Keikhlasan
Novel hati suhita

Beberapa bulan lalu, grup WA-ku ramai dengan obrolan tentang cerita bersambung di beranda media sosial. Awalnya saya kurang tertarik, paling kisah cinta yang diawali kesedihan kemudian happy ending pada diakhir. Sebuah alur yang mudah ditebak. Namun karena virus semakin menyebar, tak hanya di Grup WA-ku saja, beberapa friendlist media sosial turut menmbagikan juga. Mau gak mau jiwa kepo sayapun mencari tahu. Saya juga ikutan menjadi pembaca kisah Alina Suhita, Albirruni dan Dewi Rengganis. 
baca juga : Review film Sing
Dari tulisan beberapa episode yang di share di media social dengan antusias luar biasa, kemudian membawa novel ini naik cetak menjadi buku yang berjudul Hati Suhita. Terbukti dari beberapa kali pre order di akun resmi penjualannya cepat sekali ludes.Cerita yang mengambil latar belakang pondok pesantren ini seolah banyak mewakili para santri. Tidak mengherankan jika teman-teman saya kemudian banyak yang membelinya. Dan saya yang meminjamnya, hahaha 

Alina Suhita 

Digambarkan sebagai wanita Jawa yang kalem, cerdas dan taat. Alina Suhita merupakan cerminan dari seorang Ning (panggilan bagi putri Kyai Jawa ). Sejak kecil Alina Suhita yang merupakan putri Kyai juga sudah dijodohkan dengan anak kyai daripesantren lain. Justru inilah yang menjadi konflik bagi Suhita. Terutama menghadapi suaminya yang tidak mencintainya. Bahkan sejak awal dikenalkan dengan Suhita yang kala itu masih MTs, calon suaminya lebih banyak cuek terhadap Alina Suhita. Setelah menikahpun dalam usia pernikahan 7 bulan, suaminya belum melaksanakan tugas sebagai suami istri yang sah. Apalagi didapatinya sang suami masih memiliki hati kepada wanita lain, teman suaminya di pergerakan. Namun, kedekatannya dengan sang mertua serta diam-diam Suhita juga mencintai Gus Biru menjadi alasannya untuk bertahan. 


Abu Rayyan Albirruni 

Atau yang lebih dikenal dengan Gus Birru merupakan putra satu-satunya dari Kyai Hannan yang merupakan pengasuh pondok pesantren dengan ribuan santri. Gus Biru digambarkan sosok yang ganteng, tinggi, tegap dan cerdas. Sebagai tipe “pencari mangsa” Gus Biru tidak menyetujui perjodohan. Apalagi dalam setiap orasinya dan dikenal dikalangan aktivis Gus Biru selalu menyuarakan kebebasan. Sikap Gus Biru yang lebih tertarik dipergerakan dari pada mengembangkan pondok pesantrennya memaksa orang tuanya mencari menantu yang siap diamanahi tugas besar itu yaitu Alina Suhita. 

Ratna Rengganis 

Ratna Rengganis digambarkan seorang wanita modern yang cantik, cerdas dan supel. Sebagai seorang aktivitis dan penulis, Ratna Rengganis kerap juga melakukan pendampingan di LSM. Karier kepenulisannya kian sukses ketika mendapatkan support dari Gus Biru. Gus Biru merupakan orang yang bisa diajak diskusi apa saja dengan Ratna Rengganis sehingga bunga cintapun tumbuh diantara mereka. Namun cinta mereka yang tidak direstui karena Gus Biru sudah dijodohkan sehingga harus merelakan orang yang dikasihinya menikah dengan orang lain. Keberadaan Ratna Rengganis dengan Gus Biru yang satu organisasi membuat perasaannya kian terluka. 
baca juga : Pendidikan karakter anak melalui cerita Naila dan Nafa
Secara garis besar saya menikmati novel Hati Suhita ini. Selain menyuguhkan cerita cinta segitiga juga banyak memberikan pengetahuan tentang budaya di pondok pesantren. Banyak juga tentang filosofi pewayangan yang bisa diambil pelajaran dengan bahasa yang ringan. 
Judul : Hati Suhita
Penulis : Khilma Anis
Editor : Akhiriyati Sundari
Penyunting : Asfi Diyah
Penerbit : Telaga Aksara Rt Mazaya Media
Terbit : Maret 2019
Tebal : 406 halaman
Genre : Fiksi, Romance religi
ISBN : 978-0602-51017-4-8
Review

2 Komentar untuk "Resensi Novel Hati Suhita : Tentang Cinta Segitiga dan Keikhlasan"

  1. Nice resnesi Mbak... 😊

    Tapi kalau bisa antara saya dan aku dipilih salah satu supaya konsisten dan lebih enak dibaca. Salam...

    BalasHapus
  2. Lewat novel, bisa juga kita sekalian belajar tentang budaya dan 'kehidupan' Pesantren, ya... 😍

    BalasHapus
Kebijakan Berkomentar di Blog Aniskhoir.com
  • Komentar harus sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel