Hari itu, awal saya di kota gresik. Musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, mampu meluapkan sungai- sungai besar, termasuk bengawan solo yang melewati beberapa kecematan di gresik. Bisa di pastikan, tanggul sungai tidak bisa menahan luapan air bengawan, dan banjirpun melanda di beberapa daerah gresik.
Sebagai warga baru mendapat amanah untuk bisa ikut bakti sosial di daerah banjir sangat menarik bagiku. Dengar- dengar sih karena kesukaan saya berpetualanagan naik motor sehingga terpilih jadi tim baksos. Ternyata hobi naik motor berguna juga untuk kemanusiaan, hehehe. Maklum, daerah yang jadi tujuan tergolong zona berbahaya. Selain terletak di pedalamaan, banjir banyak menyebabkan akses jalan terputus, dan kalaupun bisa licin dan rawan kecelakaan. Dan, tenaga akhwat juga sangat dibutuhkan untuk membantu melayani masyarakat dalam hal pengobatan gratis,.
Ini Cerita Ku
Sebagai warga baru mendapat amanah untuk bisa ikut bakti sosial di daerah banjir sangat menarik bagiku. Dengar- dengar sih karena kesukaan saya berpetualanagan naik motor sehingga terpilih jadi tim baksos. Ternyata hobi naik motor berguna juga untuk kemanusiaan, hehehe. Maklum, daerah yang jadi tujuan tergolong zona berbahaya. Selain terletak di pedalamaan, banjir banyak menyebabkan akses jalan terputus, dan kalaupun bisa licin dan rawan kecelakaan. Dan, tenaga akhwat juga sangat dibutuhkan untuk membantu melayani masyarakat dalam hal pengobatan gratis,.
Setelah briefing tentang lokasi yang akan kami tuju, segera
kami meluncur ke lokasi. Pada pos satu baksos, pasien telah lama menunggu.
Penyakit gatal dan diare banyak menjangkiti warga yang memang ke dua penyakit
tergolong penyakit bawaan banjir. Pasien yang berjubel sangat menguras tenaga,
dan setelah sholat dhuhur meski pasien banyak yang meminta pelayaan kami tetpa dilanjudkan di situ, namun kami harus
ke daerah ke dua, yang katanya lebih parah terkena banjir dan masih jarang
bantuan masuk ke sana. Memang benar, ketika kami datang pasien telah antri.
Dengan dibantu perangkat desa setempat pengobatan di sana berlangsung tertib.
Seperti daerah pertama, pasien pun banyak yang berdatangan meski telah kami
tutup karena akan menuju ke daerah yang ketiga. Dan menurut jadwal setelah
ashar kita bisa kembali ke gresik, tapi ternyata kondisi daerah yang ke tiga
lebih parah dan kami harus meneruskan sampai setelah magrib.
Dengan berat hati, kami mengakiri setelah adzan magrib
berkumandangan. Dokter yang kami import dari Surabaya pun harus kembali karena
ada jadwal jaga di Rumah sakit. Untuk pulang kali ini aku harus membonceng ummahat beserta putri tercintanya. Bagiku tak masalah menggonceng orang berapa pun
karena di desa aku terbiasa menbonceng emak dan ponakan.
Tantangan pertama pu dimulai. Ketika saya mengendarai sepeda
tiba-tiba di depan kami ada ular besar. Langsung saja kami teriak, dan Ummahat
yang saya bonceng kebetulan punya penyakit jantung. Meski begitu perjalanan
harus tetap ,. Tak berapa lama, setelah di hadang ular, kita sampai di
pemukiman penduduk. Disitulah kecerdasan spasial di uji. Saya yang memang
kurang hafal jalan, apalagi jika malam hari semua arah berpindah, berputar
entah mana yang utara dan selatan. Malam itu ternyata membuat masalah bagiku. Saya
lupa jalan yang kami lalui waktu pagi hari, begitupun ummahat yang saya
bonceng. Sehingga kita pun berputar mencari jalan keluar, dalam keputus asaan
akhirnya kami berhenti dan berdo’a pada Allah mohon petunjuk. Dan, memang Allah
itu dekat kita, tak seberapa lama ada orang yang teriak-teriak kepada kita,
yang bertujuan menunjukkan jalan keluar.
Lega rasanya, akhirnya bisa keluar dari desa yang begitu asing
bagi kami. Namun ternyata tantangan tak berhenti di situ saja. Ketika kami
sampai d jalan raya, yang kami temui jalan macet total. Mobil sama sekali tak
dapat berjalan. Sedangkan untuk motor kami harus turun ke pinggir jalan (jalan
tanpa aspal). Kondisi lelah dan kejadian –kejadian yang baru kami alami,
membuat mengendara kali ini sangat berat. Alahmdulillah dengan pertolongan
Allah kami dapat melalui. Bahkan, ketika kami masuk perumahan temapt kami
tinggal, ada haru sampai menitikan air mana. Apalgi ummahat dan putrinya tak
hentinya bersyukur karena kami dapat melalui tantangan kali ini.
Kenangan di tahun 2008
hemmm.....ternyata berbakat juga jadi wonder women lho.......hehehehe.....
BalasHapusI'm just ordinary women..:)
BalasHapus