Lebaran, selain sebagai ajang bermaafan juga sebagai
ajang untukberkumpul dengan sanak saudara. Inilah kesempatan untuk bernostalgia
dengan keluarga. Mengenang masa kecil, dari kenakalan sampai kelucuan kita
terkumpul menjadi satu. Tak jarang, karena salah satu cerita dari anggota
keluarga, kita sampai tertawa, atau bahkan sampai menitikan air mata. Maklum,
kami bertujuh saudara, dan semua kakak telah berkeluarga
. Cucunya pun telah 13.
Bayangkan jika hanya bertemu dalam moment lebaran, pasti cerita-cerita tak akan
habis untuk dikisahkan.
Kali ini cerita yang jadi faforit adalah dari
keponakanku. Anak yang satu ini memang terkenal paling gosil di antara
sepupunya. Bagaimana tidak, sejak kecil dia terkenal sebagai mbok kuyur (
mengambil dari nama seseorang tetangga saudara yang terkenal suka keluyuran),
gayanya yang supel menjadikan banyak mempunyai teman. Itulah salah satu alasan
ortunya yang juga kakak ku mengirimnya ke PM Gontor Putri. Bukan untuk
memenjarakannya dalam pondok, tapi untuk memberinya sebuah arti tanggung jawab.
Karena hobinya yang suka “travelling” waktu kecil itulah ada anekdot dari keluarga, “ untung Handa di
pondok, kalo gak gitu sepanjang jalan ke pare (kecamatan kami biasanya
sekolah), pasti kenal semua”. Tapi dari dia kelucuan- kelucuan muncul, salah
satunya yang satu ini.
Sejak kecil Handa ingin sekali kulitnya putih.
Maklum adiknya berkulit bersih dan sangat mencolok perbedaannya. Black and
white. Perbedaan ras inilah yang membuatnya dia terobsesi sekali. Bahkan waktu
kecil minta di belikan bayklin. Ibunya bertanya buat apa, perasaan baju juga
kagak ada yang kena noda. Usut di usut ternyata ingin buat badannya, biar
menjadi putih bersih seperti habis di pemutih.
Kala itu, obsesinya untuk putih tiba-tiba hilang.
Kami juga heran dengan mimpinya yang tiba- tiba memudar. Karena penasaran aku
pun menanyakan.
“Aku tak perlu putih lagi”, ada kelegaan sendiri
ketika mendengarnya. “Karena saya sudah cantik nomer tiga di kelas”, Rasanya
senang sekali mendengarnya, yang kala itu aku masih kelas satu SMA. Itu artinya
dia telah memahami kalo cantik tak perlu berkulit putih. Karena jujur saja
keponakan yang satu ini memang manis sekali.Cantik nomer tiga?, hal itu
merupakan kebanggaan tersendiri bisa masuk katagori cantik nomer tiga di kelas.
Penasaran mulai menjangkitiku. Diantara berapakah dia yang tercantik?.
Ternyata, setelah menahan tawa karena ternyata
cantik nomer tiga diantara empat wanita, kemudian muncul kebanggan tersendiri
di hatiku. Dia lebih PD setelah itu dengan predikat yang dia sandang. Dan, aku
memahami karena cantik bukan pada urutan ke berapa kita berada. Yang terpenting
adalah bagaimana kita mensyukuri cantik yang Allah berikan pada kita dan cantik
luar dalam itulah yang diperlukan.
Belum ada Komentar untuk "Cantik Nomor Tiga"
Posting Komentar
Kebijakan Komentar di Blog Aniskhoir.com