![]() |
Gambar dari sini |
Ketika mulai membuka laptop rasanya saya mulai asing dengan huruf-
huruf yang biasanya dengan mudah terangkai menjadi kata- kata indah. Di sela-
sela keyboard debu tipispun turut
menjadi penghuni. Serasa keasingan ini
sejalan dengan intensitas posting
blog saya semakin berkurang. Sesekali menyambangi “rumah”ini, namun kemudian
kabur tanpa meninggalkan jejak postingan. Ingin sekali menambah warna- warni
isi beranda, apalah daya ide hilang begitu saja.
Selayaknya merawat buah hati,
mengamati perkembangan blog menjadi pekerjaan tersendiri. Analoginya mudah
saja, dengan usia yang tak lagi balita seharusnya blog saya sudah dapat
“bermain” dengan blog lainnya. Berlarian bersama serta bercanda tentang
indahnya dunia perblogan menjadi cerita keseharian. Atau bahkan telah bisa
menghasilkan pundi- pundi hadiah maupun rupiah dengan beragam perlombaan. Namun
kembali lagi, milestone suatu blog bukan blog orang lain namun blog itu
sendiri.
Saya sebagai actor dibelakang
blog ini jadi berpikir kerja apa saya yang sudah saya lakukan untuk mengasuh
agar blog ini tumbuh dan berkembang sesuai milestonenya. Menyadari bahwa
posting adalah sebuah moody menjadikan blog ini masih asyik dengan dunia
batitanya sepertinya itu factor utamanya. Saya menjadi kawatir,jikalau blog ini
sampai kena virus moody plus malas berkelanjutan sehingga mengakibatkan blog
ini mati suri.
Memang menulis, khususnya ngeblog
di butuhkan komitmen yang tinggi untuk bisa terus hidup, berkembang dan
berkelanjutan. Saya sadar kadang munculnya ide harus di paksa dulu untuk bisa
keluar dan lahir menjadi postingan. Intinya menumbuhkan kembali niat untuk apa
kita menulis di blog ini serta menghadirkan sebuah hati untuk ikhlas menuangkan
ide menjadi syarat utama sehingga blog bisa terus berkelanjutan.
Jika mengharapkan hadiah serta
rupiah dari blog adalah sebuah kelumrahan. Karena banyak teman blogger yang
telah berjaya dan membuktikannya. Namun, hal itu tidak instan begitu saja.
Perlu proses panjang bahkan tahunan postingan kita bisa dihargai dan dinikmati orang lain serta
bernilai secara materi. Saya ingat ketika mengikuti bedah novel “Rinai”nya Mbak Sinta Yudisia, beliau
mengingatkan betul tulisannya yang sekarang telah puluhan judul naik cetak pada
awalnya tak langsung diamini penerbit. Namun perlu tiga tahun, lima tahun
bahkan sepuluh tahun untuk membuktikan bahwa tulisannya layak serta mempunyai
karakter tersendiri yang tak dimiliki penulis lainnya. Dan, dalam rentangan
waktu yang panjang tersebut terdapat kejenuhan dan kehilangan ide adalah biasa,
namun tak terlena dan berhenti menuliskan kata.
Intinya terus menulis, terus
belajar dan terus bersilaturahim berbagi ide dan pikiran akan menjadi
penyemangat tak hanya sekedar menjadi ordinary blogger but hight quality
blogger.
Terima kasih atas motivasinya, Mbak. Semoga kita selalu diberi rasa semangat untuk berbagi melalui media blog.
BalasHapussama- sama Lutfi, saling memotivasi ya :D
HapusMenulis buatku yang penting bikin hati happy mbak :)
BalasHapusiya mbak Ely.
HapusMenulis juga bisa buat hati PLONG atas segala unek- unek yang ada di hati.
Melihat semangat saya yang naik turun dan sempat fakum lama, meski masih sering membukanya. jadi segar bacanya, dapat dorongan dari mbak Anis. makasih. aaah, harus tetap semangat :)
BalasHapusSama- sama richo, salimg menyemangati
HapusYg penting segala susuatunya di bikin asyik aja ya mbak :)
BalasHapusItu yang utama pak budi
HapusMenulis itu menyehatkan. Konon sih begitu. :D
BalasHapusmenyehatkan otak terutama :)
Hapus