Ada suatu keprihatinan tentang rendahnya motivasi membaca
diantara anak- anak kita. Budaya instans dan era digital lebih menjadikan anak
dekat dengan TV, game maupun gatged dari pada sebuah buku. Buku sebagai jendela
pengetahuan dunia menjadi sesuatu yang tak menarik dan membosankan bagi mereka.
Untuk itulah sedari masih bayi, tepatnya usia empat bulan saya sudah mengenalkan
Wan dengan buku. Dan sekarang ketertarikan Wan akan buku sudah membut saya
bangga.
Baca juga : Membuat Pasak Konsentrasi Dari Bahan Bekas
Bicara bagaimana saya membiasakan Wan cinta dan gemar
membaca buku, di sini saya ingin sharing
beberapa tips yang bisa pembaca praktekan juga.
- Mengenalkan buku sedini mungkin. Dahulu buku adalah sebuah kertas yang dengan tulisan di dalamnya. Namun perkembangannya buku pun mulai mengalami pergerseran, baik itu bentuk ataupun isinya. Termasuk juga buku untuk balita. Dari mulai buku bantal, busy book, dan lainnya yang khusus diperuntukan bagi balita. Untuk buku pertama Wan saya sengaja buatkan sendiri dari flannel. Dengan begitu saya bisa memilih warna yang perlu diperkenalkan pada bayi sebagai alat stimulasi penglihatannya. Dengan gambar sederhana, namun setiap mau membaca saya tegaskan kalau Wan mau baca buku. Namanya juga bayi, kadang merespon dibacakan tapi kadang asyik main sendiri, atau bisa juga direbut terus dimasukkan mulut. Maklum waktu itu Wan juga tahap oral jadi apapun masuk mulut termasuk buku karya si emak. Tapi tak lama kemudian Wan telah berpaling dari buku flanel. Saya yang suka menaruh buku di samping tempat tidur, kemudian jadi pilihannya. Dan, berakhirlah buku flannel bagi Wan karena lebih suka dengan buku yang sebenarnya.
- Menaruh buku pada tempat strategis bagi balita. Pepatah withing tresno jalaran soko kulino ( suatu kesenangan berasal dari kebiasaan) bisa juga lho diterapkan pada balita agar gemar membaca. Dengan menaruh buku ditempat yang terjangkau bagi balita memungkin mereka bisa melihat, mengambil buku kapan pun mereka menginginkan. Ditahap awal sih si emak siap-siap saja dibuat kesal, karena balita akan menghamburkan buku yang tertata rapi. Belum lagi jika halaman buku terkena makanan atau yang lainnya. Bahkan kadang juga di sobek oleh mereka. Awalnya Wan juga begitu, dan setiap “main” buku saya dampingi dan jelaskan seperti apa bersikap kepada buku. Dan sekarang Alhamdulillah, jika menghamburkan buku kadang membantu merapikan dan jika mengambil buku pun satu yang di tujunya.
- Punya waktu khusus bacakan buku untuk balita. Walaupun kelihatannya sederhana membiasakan anak untuk cinta membaca namun diperlukan komitmen yang tinggi agar dapat terlaksana. Urusan rumah tangga yang tak ada habisnya kadang menjadi alasan untuk mengesampingkan membacakan buku pada anak. Agar mudah, menetapkan waktu khusus untuk membacakan buku kepada anak bisa menjadi solusi, misalnya saja sebelum waktu tidur si balita. Jika belum sempat membacakannya sebelum tidur karena anaknya sudah terlalu ngantuk atau si emaknya sudah gak sanggup harus punya waktu lain sebagai kompensasi waktu baca sebelum tidur.
- Menghubungkan apa yang ada di buku dengan alam sekitarnya. Kalau dulu waktu ngampus, ada mata kuliah Matematict In The Real World (MIRW) sekarang saya mengajarkan pada Wan ada Book in The Real World. Apapun yang ada di buku setelah dibacakan, dan kebetulan ada disekitar kita seperti memegang buah apel, maka saya akan tunjukkan apa yang ada di buku juga sama dengan yang ada dihadapannya. Manfaat lainnya si balita akan tahu perbedaannya benda yang sebenarnya dengan sebuah gambar.
- Membaca dengan ekspresif. Bisa dibilang semacam jadi pendongeng untuk anak kita. Tak perlu yang susah, seperti menirukan beberapa suara binatang yang ada di buku bisa kok semakin membuat anak gemar membaca. Awalnya pasti susah. Tapi kalau terbiasa, dan percaya diri menyampaikannya bisa jadi idola anak kita.
- Punya anggaran untuk membeli buku khusus anak-anak. Disadari atau tidak keingin-tahuan anak-anak akan sesuatu besar sekali. Dan kadang hal itulah yang membuat mereka cepat bosan terhadap mainan maupun bacaannya. Sehingga untuk menyiasatinya, tentu beragam bacaan akan membuat mereka tidak bosan, dan pengetahuan serta kosa kata yang mereka dapatkan dari buku akan semakin banyak.
Baca juga : Sensory Play dengan Ublek
Namanya mengajari balita tentu beda dan anak-anak apalagi
orang dewasa. Tujuh tips diatas adalah serangkaian tata cara yang kadang juga
tak bisa dilakukan. Ketelatenan serta tahu momen yang pas kapan untuk
membacakannya tentu lebih di pahami orang tua. Dan yang perlu digaris bawahi
disini, kegemarannya membaca balita tentu juga berbeda. Bukan pelafalan setiap
huruf serta pemahaman isi buku. Namun ketika balita telah menunjukkan antusias
terhadap buku dan dapat menunjukkan gambar yang kita sebutkan bagi saya itu
sudah sebuah prestasi yang patut dibanggakan.
Keren tipsnya, bisa dikasih tahu ke bibi yang punya balita :)
BalasHapussilahkan di bagi tipsnya
Hapusmakasih tipsnya :) benar membiasakan membaca mmg harus sejak dini.
BalasHapuspembiasaan waktu kecil lebih mudah dari pada waktu dewasanya
HapusUmaro sudah saya kenalkan buku sejak dalam kandungan. Bahkan buku jadi senjata saya dan suami dikala bingung mau ngoceh atau main apa sama Umaro. Dan Aktivitas membacakan buku setelah lahir dimulai sejak usia 2 bulan sampai sekarang sudah 5 bulan :)
BalasHapusKalau waktu hamil dulu, ibuknya wan aja yang diusahakan sering bca buku sehingga dedek di perut bisa ikut
HapusAmay juga alhamdulillah sudah cinta buku sejak bayi Mba.. Ini jadi mempermudah dia ketika belajar membaca, karena keinginan bisa membaca sendiri nya lebih besar.
BalasHapusMas Amay hebat mbak Rinta, selain udah pintar baca juga jago gambarnya
HapusBuku bayi sekarang emang udah banyak ya, entah dari karton keras, bantal, dan kain. Keren untuk yg punya ide itu, biar bayi dan balita jadi kenal buku. Semoga Wan tambah pintar ya karena senang baca buku :)
BalasHapusTerima kasih Mbak
Hapuscium sayang dari Wan
Samaan Mbak.. pengin banget ngenalin buku ke anak sejak bayi. Trus sekarang, dia emang suka banget sama buku. Tiap sebelum tidur, wajib dibacain 10 buku. Hadehhh... Hahaha..
BalasHapusmeski capek tapi bawaannya senang kan Mbak
Hapussip
BalasHapusSalam kenal ya
Blognya sdh saya folow
okey, folbek ya mbak
Hapuskereeennn...
BalasHapusoiya Ada event buku besar yg mau datang di surabaya bulan depan. Barangkali pean pas berkunjung ke surabaya (gedung jatim expo, dulu adalah gedung pabrik kulit yg dirubuhkan, dekat IAIN), disitu katanya banyak buku impor berbahasa inggris (buku anak2 banyak, lego dkk), dan katanya penerbit mizan mau gabung. Tapi untuk pendidikan kayake hampir ga ada (ini se msh berharap ada dg cara liat2 apdetan webnya). Ini link nya kalau mau mampir: bigbadwolfbooks.com
Waktu di gresik dulu kalo di J-Ex ada book fair biasanya ke situ. Tpi sekarang kejauhan kalo ke SBY.
Hapusnah anggaran khusus ini yg kayaknya rada berat ya... Tp supaya anak seneng membaca ya mau gak mau diusahakan... Tp gimana kl dari ibunya sendiri gak suka baca?
BalasHapusYa Itulah Mbak Ria, memang ortunya dulu yang kudu rajin baca.
HapusYap, tips diatas sudah aku lakukan mbak. Anakku memang jadi suka baca. Apalagi kalau cerita dongeng, betah dia tu
BalasHapusMbak Wiwit kalo masalah mendidik anak anak lebih ahlinya nih
HapusTips sederhana tapi hasilnya maksimal banget mbak, mudah-mudahan akan semakin banyak anak yang gemar membaca buku sejak dini.
BalasHapusBetul sekali Mbak Mutia, mumpung masih kecil pembiasaan yang baik perlu dilakukan
Hapus