Yang namanya kota, selalu menawarkan kemudahan dengan
fasilitas yang disediakan. Lapangan pekerjaan yang tersedia, pilihan lembaga
pendidikan yang beraneka, tempat belanja yang tak ada habisnya hingga arena
wisata. Seakan kehidupan kota tak pernah ada matinya, berdenyut setiap saat
tanpa mengenal waktu. Pesona kota itulah telah menjadi magnet bagi para
perantau dari desa untuk datang. Ada yang hanya sebagai tempat pemenuhan
kebutuhan baik akan pekerjaan, pendidikan atau yang lainnya. Namun tak jarang
kemudian ada yang menetap menjadi warga kota sehingga tak ingin kembali ke
kampung halaman.
Bakti kepada orang tua. Ada waktu ketika orang tua melepaskan
anaknya untuk pergi merantau meraih keinginannya. Namun adakalanya juga mereka
ingin kembali berkumpul dengan anak- anaknya. Terlebih jika merupakan anak
satu-satunya dan kondisi orang tua yang sudah tua. Tentu orang tua ingin
anaknya membantunya mengelola tanah pertanian maupun membantu pekerjaan
lainnya. Selain itu, masa tua mereka
ingin di temani anak dan cucunya. Tentu ada opsi lain jika si anak tetap
tinggal di kota dengan membawa sang orang tua ikut dengannya. Namun banyak yang
orang tua yang ingin menikmati masa tuanya dengan tetap hidup di desa, bersama
hijaunya tanaman di pesawahan, ternak serta tetangga yang selama ini
menemaninya. Tentu ini seperti buah simalakama bagi sang anak antara kemapanan
tanah perantauan atau orang tua. Namun tentu pertimbangan bakti pada orang tua
lebih utama dari segalanya.
Pekerjaan . Alasan yang paling banyak dijadikan seseorang
untuk merantau adalah Karena pekerjan dan pendidikan. Kalau jodoh sih bonus
dari kedua hal tersebut #eh.. Pendidikan dan pekerjaan seperti paket yang tak
terpisahkan dari seseorang. Ketika seseorang memutuskan mengejar pendidikan ke
luar kota, biasanya mereka akan malas untuk kembali ke kampung halaman setelah
menamatkan pendidikannya. Mereka lebih senang mencari pekerjaan di kota tempat
mengenyam pendidikan, atau bahkan ke luar kota yang lebih jauh lagi. Gaji yang
besar dan fasilitas di kota yang serba ada jadi alasannya. Namun dunia
persaingan di kota amatlah besar. Sekali waktu orang bisa berada diatas, namun
tak jarang akan berada di bawah. Begitulah, usaha yang awalnya sukses, bisa
saja gulung tikar. Karyawan yang bergaji besar, tiba-tiba kena PHK. Dengan
kondisi seperti itulah, seseorang “dipaksa” untuk kembali ke kampung halaman
demi mendapatkan pekerjaan yang ada di desa.
Bakti Pada Kampung Halaman. Walaupun kelihatan seperti
pahlawan kesiangan bagi desa namun tujuannya sungguh mulia. Sederhana saja
sebenarnya, ketika mempunyai sesuatu dari pendidikan serta pengalaman yang diperoleh
selama merantau dan ada peluang untuk menerapkan di kampung halaman, apa
salahnya di coba. Tentu dibutuhkan seorang pribadi yang siap keluar dari zona
nyaman serta inovatif yang bisa melakukannya. Membuka sesuatu yang bisa
memperdayakan masyarakat desa entah berupa pekerjaan atau jasa tentu sangat
bermanfaat.
Tentu keputusan untuk kembali ke kampung halaman entah
dengan alasan seperti diatas atau yang lainnya, perlu pertimbangan yang matang
dan pemikiran yang mendalam. Yang paling penting diingat adalah kadang kita tak
menyukai sesuatu, namun justru di situ terdapat ladang kebaikan atau bahkan
pintu surga termasuk juga untuk pulang ke kampung halaman.
teman ku habis aja resign padahal karirnya sedang meningkat, tapi katanya dia memilih untuk pulkam untuk berbakti kepada orang tua dan umat
BalasHapusSemoga pilihannya menjadi ladang kebaikan baginya ya mbak
HapusSelalu ada alasan untuk pulang. Dan alasan terbesar adalah bapak ibu. :).
BalasHapusBetul sekali Mbak
Hapusaku ngga punya kampung, Mak. Kadang bosen bgt ma jakarta. Tapi gmn yah? Plg kampung biasanya kan ketemu ortu yah, ortu dan mertua ku juga di sini semua. Yasudahlah, jaga jakarta apalagi kalauvpas lebaran
BalasHapusberrti Mbak Anggraini orang kota tulen :D
Hapusbanyak alasan untuk pulang kampung ya
BalasHapusBetul sekali Mbak
HapusSelalu ada alasan untuk pulang :(
BalasHapusPULANG SELALU MENJADI KERINDUAN
Hapusaku juga lagi galau antara keduanya itu tuh, nice post mbak
BalasHapusSegera memilih dan menentukan Mbak
Hapussaya, juga mensyaratkan itu sama suami waktu mau menikah dg saya
BalasHapussaya malah kebalikannya Mbak, suami yang mensyaratkannya
HapusJadi ingat kampung halaman nih di Makassar, ingat orang tua, saudara, teman-teman. Huah, jadi pengen nangis. Kangen
BalasHapuskangen juga pingin mudik ke kampung
BalasHapusJadi rindu pulang ke Tuban nih. Apalagi saat agustusan gini. Banyak yang seru-seru di desa. Kangen suasana desa yang tenang.
BalasHapusBaca tulisan ini jadi kangen sama emak yang ada di kampung, hiks
BalasHapusSuatu saat..
BalasHapusJika sudah waktunya..pulang kampung..
Skrg berbKtinya jarak jauh dahulu
Suatu saat..
BalasHapusJika sudah waktunya..pulang kampung..
Skrg berbKtinya jarak jauh dahulu
Hallo Mba, saya lagi galau ini di jakarta kerja sambil kuliah, alhamdulillah S1 ku sudah selesai bulan ini dan pekerjaan ku sudah lumayan mantap tinggal nego gaji lagi. Tapi tiba-tiba terbesit di hati ingin kembali ke kampungku bengkulu. Teringat orang tua yang semakin menua dan saya ingin sekali berbakti kepada ortu. Tapi saya sekarang galau Mba, solusinya gimana. Putria - 22 tahun
BalasHapusMba Anis pulkam nya ke mana?
BalasHapus