Dear Mantan, Antara Kenangan atau Tetap Berteman

Dear Mantan, Antara Kenangan atau Tetap Berteman
mantan kekasih
Memiliki mantan apalagi mantan kekasih, mantan suami juga mantan istri bukan sesuatu yang diinginkan. Bagaimanapun, ketika seseorang menjalin hubungan inginnya tidak hanya sementara, namun akan berlanjut seterusnya. Jika bisa hubungan itu hingga maut memisahkan. Namun karena suatu sebab maka jalan terbaik pun berpisah. Status hubungan itu berubah menjadi seorang mantan. Yang sering jadi pertanyaan, menjadikan mantan sebagai kenangan atau tetap berteman?

Beberapa saat lalu saya menghabiskan waktu dengan nonton aneka video di chanel youtube. Dari awalnya belajar masak, DIY dan pada akhirnya ikut melihat video pernikahan yang sempat viral. Jadi di video tersebut, mantan kekasih dari mempelai pria datang diacara pernikahan. Karena suatu sebab sang mantan kekasih itu pingsan. Dengan cepatnya arus informasi video tersebut menuai banyak komentar dari netizen. Namun kali ini tulisan ini bukan membahas mengenai video tersebut. Yang jadi catatan adalah pentingkah berhubungan dengan mantan, sehingga mengundangnya di hari istimewa seperti pernikahan. Atau membiarkan mantan sebagai masa lalu yang hanya untuk dikenang saja. Tentang jawabannya, tentu relative. Tergantung seseorang memposisikan mantan dalam kehidupannya dan juga sejauh mana pasangan mampu menerima masa lalu seseorang.

Seseorang memutuskan untuk berpisah dengan orang orang yang disayangi sehingga menjadi mantan kekasih bukan perkara mudah. Selain diawali dengan pergulatan batin dan berbagai pertimbangan juga karena sebuah alasan kuat. Alasan tersebut bisa datang dari kedua belah pihak yang menjalin hubungan kekasih namun juga dari faktor ekstern tapi sangat berpengaruh, misalnya saja tidak direstui orang tua. Ada beberapa sebab biasanya seseorang putus hubungan dengan yang disayanginya seperti kekasih, suami atau istrinya, yaitu :

Perbedaan prinsip hidup. Prinsip hidup adalah sesuatu yang esensial. Berkaitan dengan hati nurani yang tidak bisa dibohongi serta keyakinan dalam kehidupan. Ketika seseorang menjalin hubungan namun prinsip hidup tidak sama maka memilih untuk berpisah bisa jadi pilihan. Meskipun ada yang tetap menjalani sampai ke jenjang pernikahan, namun tidak sedikit pula yang memilih untuk berpisah. Apalagi sebagai muslim pernikahan beda agama tidak diperkenankan. Pun hukum di Indonesia tentang pernikahan juga mensyaratkan satu keyakinan sehingga bisa diakui oleh Negara.

Orang ketiga. Hubungan seseorang dalam bentuk apapun baik pra maupun paska pernikahan pasti mengalami ujian. Ketika melewati ujian pertama yaitu memiliki kesamaan dalam prinsip hidup bukan berarti ujian selesai begitu saja. Kesetian yang jadi dasar suatu hubungan juga termasuk ujian. Ada seseorang yang bisa bertahan dengan satu pasangan tanpa niatan untuk berpaling ke lain hati. Namun ada pula karena factor lingkungan, ketidaknyamanan dalam hubungan atau dari dirinya sendiri untuk mendua. Jika salah satu telah menghadirkan orang ketiga dalam hubungan, maka bisa menimbulakn permasalahan yang bisa jadi ujungnya memilih untuk berpisah.

Cinta tidak direstui orang tua. Adat ketimuran juga faktor agama yang kuat menjadikan kelekatan antar anggota keluarga masih berlaku di Indonesia. Jadi ketika suatu hubungan terjadi, bukan hanya mengenai dua individu saja yang menjalankan tapi turut serta keluarga besar. Begitupun sebaliknya, jika tidak di dukung keluarga maka hubungan seseorang juga berpengaruh besar. Sehingga tidak jarang muncul kisah cinta tak direstui orang tua. Ada pula kisah perjodohan ala Siti Nurbaya yang memisahkan seseorang yang sedang menjalain hubungan. Dan ketika dihadapkan pilihan simalakama antara kekasih atau keluarga, maka seseorang akan lebih memilih keluarga. Dan mau tidak mau kalau demikian, perpisahan menjadi pilihan. 

Tidak semua orang siap dengan masa lalu pasangan. Terutama wanita yang lebih peka dan mempunyai rasa cemburu lebih dari pria. Maka sebelum menjalin hubungan dengan mantan sebagai teman misalnya, lebih baik kenali beberapa hal berikut yang memungkinkan adanya celah konflik karena sang mantan.
Mengenali karakter pasangan. Laki-laki cenderung cuek dan tidak mempermasalahkan seorang istrinya berteman dengan mantan. Namun hak otoritas terhadap istri kadang juga membuatnya bersikap posesif. Rasa cinta dengan pasangan dan takut kehilangan membuat seorang tidak ingin pasangan berteman dengan mantan. Begitupun dengan wanita memiliki rasa cemburu yang lebih dari pada pria. Terutama pada seseorang yang pernah berarti bagi kehidupan pasangannya. Ada yang mengatakan “Lelaki melihat seseorang dari masa depannya, namun wanita melihat dari masa lalunya". Untuk itulah penting sekali mengenali karakter pasangan sebelum berteman dengan mantan. budaya belajar memahami pasangan harus dilakukan bukan sehari atau dua hari saja. Namun sepanjang usia pernikahan. 
Penyebab perpisahan. Biasanya apabila penyebab perpisahan karena kesepakan berdua pihak akan biasanya dengan mantan. Beda jika perpisahan terjadi karena orang tua tidak merestuinya padahal rasa cinta masih tinggi. Biasanya ketika berteman akan muncul kenangan masa lalu yang indah. Dan bisa jadi itulah yang menumbuhkan cinta lama bersemi kembali.
Mantan belum memiliki pasangan. Ketika mantan belum memiliki pasangan, bisa jadi berhubungan dengan mantan bisa memunculkan keinginan untuk kembali lagi. Beda ketika mantan telah menikah misalnya, tentu akan lebih sulit. Karena kedua belah pihak telah punya komitmen masing-masing. 
Tidak bahagia dengan kehidupan barunya. Mengarungi hubungan apalagi pernikahan selalu muncul permasalahan. Kadang “eksektasi tentang pernikahan tidak sesuai dengan yang diharapkan”. Sehingga ada rasa kecewa dan mengingat masa lalu yang indah dengan mantan. Sering membandingkan pasangan dengan mantan sehingga rasa menghargai pasangan tidak ada lagi.

Menjalin hubungan apalagi dalam bingkai pernikahan selayaknya suami adalah pakaian istri atau sebaliknya istri juga menjadi penutup suami. Maksudnya, tidak ada lagi rahasia diantara keduanya dan saling menjaga dainatara kedua belah pihak. Tentang mantan misalnya, jika pasangan mau menerima masa lalunya sebagai teman tentu tidaklah salah. Apalagi jika silaturahim itu  bisa berjalan tanpa ada pihak yang merasa dikianati tentu lebih baik. Untuk itulah jika tetap berteman dengan mantan, alangkah baiknya perhatikan hal berikut ini :
Melibatkan pasangan : Jadi agar pasangan merasa tidak dikianati apalagi disishkan ada baiknya melibatkan pasangan ketika berteman dengan mantan. jadikan pasangan sebagai perantara ketika ada perlu sesuatu dengan mantan. Sehingga kedekatan bukan pada bukan pada mantan tapi diarahkan kepada pasangan. Dengan keterbukaan tentu silaturahim dengan mantan bisa terus dilakukan. 
Intensitas pertemanan. Ketika diperbolehkan untuk berteman dengan mantan dan tidak merasakan getar cinta lagi bukan berarti bisa kembali lagi dekat seperti dahulu. Karena bagaimanapun menghargai pasangan juga diperlukan. Bisa jadi karena kedekatan itu akan menimbulkan “ Withing tresno jalaran soko kulino “ sehingga tumbuhlah cinta lama bersemi kembali. Untuk menghindarkan hal tersebut maka pikirkan kembali kelebihan serta keburukan jika dekat dengan mantan. Inginnya kita menjalin silaturrahim namun nyatanya malah menghancurkan rumah tangga yang dibina.
Menjalin silaturahim kepada siapapun sangat dianjurkan. Apalagi kepada seorang yang pernah mempunyai arti tersendiri dalam kehidupan. Namun hidup adalah untuk masa depan. Dan masa lalu hanya untuk pembelajaran sehingga semakin bijak menghadapi kehidupan. Mengenai mantan, kembalikan lagi pada kondisi masing-masing pribadi. Dear Mantan, hanya kenangan atau berteman? Andalah yang bisa menjawabnya.

Relationship

3 Komentar untuk "Dear Mantan, Antara Kenangan atau Tetap Berteman"

  1. Dear mbak, kalau saya keduanya kenangan dan juga tetap berteman baik, Kenanganku sebagai ingatan akan pernh adanya dia meramaikan perjalan hidup, Tetap berteman karna seperti tulisan mbknya kita di anjurkan untuk selalu mnjaga hubungan baik dg siapaun, meskipun itu mantan. Intinya Keterpercayaan Jika pasngan baru kita percaya dan kita bisa MENJAGANYA, baik itu berteman dg mantan atau lainya, insya Allah hubungan kita akan tetap bisa langgeng.

    BalasHapus
  2. Kalau aku tidak bermusuhan tapi juga tidak berteman..

    Sebaiknya tetap jaga hati..jangan buka peluang...setan ada dimana2..

    BalasHapus
  3. Kalau saya lebih baik menghindari berkomunikasi..takut ada setan lewat dan menggangu hubungan yang sudah ada..

    kalau sekedar berteman di sosmed, tanpa chat lebih lanjut nggak papa lah ya..

    BalasHapus
Kebijakan Berkomentar di Blog Aniskhoir.com
  • Komentar harus sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel