Ketika sang kakak menginginkan adik bayi. Pada umunya, goal sebuah pernikahan adalah kehidupan yang harmonis serta memiliki anak. Selain sebagai simbol cinta pasangan, anak-anak menjadi generasi penerus. Tidak dipungkiri, ketika anak telah beranjak dewasa, ada keinginan untuk memilikinya lagi. Bahkan ada keluarga ang tanpa memberikan jarak pada kelahiran anak-anaknya. Sah saja karena setiap keluarga memiliki porsi dan tujuan yang berbeda. Yang jadi pertanyaannya adalah sudah siapkah sang kakak memiliki adik? Pertanyaan tersebut tentu ditujukkan pada sang ibu, ayah dan tentunya kakak si calon adik bayi.
Akhir- akhir ini Wan sering bertanya tentang adik. Dia sering berimajinasi jika nanti punya adik dia akan menyayanginya. Saya sih tidak terlalu memusingkan. Mungkin saja ini pengaruh lahirnya adik sepupunya yang dekat dengan rumah. Dulu Wan memang sayang banget dengan adik sepupunya, namun karena merasa dia tersaingi akhirnya Wan “membenci” adik sepupunya. Namun dibalik itu semua Wan mengatakan kalau ingin punya adik sendiri. Dia sudah membayangkan adiknya nanti seperti apa : Yang gendut dan tidak bisa (maksudnya : belum bisa) jalan. Yang sering jadi permasalahan dia sering menanyakan tentang adiknya. Misalnya saja, kapan adiknya datang. Siapa nama adiknya dan yang bikin kami kesulitan menjawabnya adalah bagaimana cara bikin adik. Itu semua tentu membuat kami harus belajar menjawab pernyataan tentang reproduksi yang sesuai dengan bahasa anak usia 4 tahunan. Dan pertanyaan itupun sampai sekarang sering utarakan.
baca juga : anak tidak mau sekolah, lakukan hal berikut
Pertimbangan untuk memiliki anak lagi
Kisah Wan diatas tentu hanya sekedar contohnya saja. Tentu banyak yang mengalami bukan keluarga saya saja. Memilki anak lagi atau tepatnya memberikan adik pada si Kakak tentu banyak pertimbangannya. Apalagi bagi yang anaknya masih balita. Biasanya ada beberapa pertimbangan yang orang lakukan sebelum memutuskan untuk memiliki anak lagi
1. Belum ingin membagi kasih sayang
Ada yang bilang ketika masih kecil memiliki adik, anak yang pertama akan kurang kasih sayang dan perhatian. Karena menurutnya, fokus ibu hanya untuk mengurusi adiknya. Apalagi jika sang kakak masih balita yang dalam segala hal masih butuh bantuan serta kurang adanya dukungan suami dalam pekerjaan domestik rumah tangga. Tidak salah memang beralasan demikian. Karena bisa jadi memang kondisi rumah tangganya seperti demikian, sehingga menunda memberikan adik menjadi pilihannya dan menunggu sang kakak sudah besar.
baca juga : tanda dan cara mengatasi speech delay pada anak
2. Menungu anak mandiri.
Yang namanya balita tentu banyak memerlukan bantuan untuk aktivitas hariannya. Meskipun untuk makan, pakaian bisa sendiri dengan pengawasan namun tetap saja peran orang tua tetap yang utama. Teruatam untuk stimulasi perkembangannya. Maka ketika ada yang memutuskan untuk menunda memiliki anak lagi sampai sang kakak mandiri. Biasanya anak disebut mandiri ketika memasuki sekolah dasar. Dan jarak kelahiran sekitar 5 tahunan tentu tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh baik dari sisi medis (nasihat dari bidan) maupun psikis.
3. Masih banyak pekerjaan.
Bagi wanita bekerja memiliki anak akan ada konsekuensi yang dihadapi. Misalnya saja harus mempersiapkan jauh-jauh hari siapa yang akan merawat anaknya nanti. Belum lagi harus bisa mengatur waktu dengan baik antara pekerjaan dengan bersama anak yang membutuhkan perhatian. Maka ketika dihadapkan banyaknya pekerjaan yang tidak bisa ditunda, maka demi kebaikan bersama seluruh keluarga maka menunda untuk memberikan adik baru bagi si kakak sering menjadi pilihan.
4. Masalah Finansial
Ada yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rejeki, atau setiap anak membawa rejekinya sendiri. Tidak salah memang mengatakan hal demikian. Namun tidak otomatis anak lahir terus rejeki menyertainya, tentu bukan seperti itu. Salah satu makna kata tersebut adalah orang tua dalam mencari rizki akan dimudahkan karena ada porsi tertentu yang ditetapkanNya untuk sang anak. Maka jika demikian teruatama bagi yang hidupnya pas-pasan menunda memiliki anak kembali bisa menjadi pilihan. Karena bagaimanapun memiliki buah hati lagi tentu membutuhkan biaya. Dari mulai persalinan, hidup dan lainnya yang tentunya tidak sedikit. Jika tidak benar dipertimbangan, kondisi minimnya keuangan malah akan membuat sang ibu terutama menjadi stress yang bisa berakibat mengalami baby blues.
Baca juga : mengisi liburan anak dengan kegiatan bermanfaat
Setelah melakukan berbagai pertimbangan serta berdiskusi dengan suami, akan bisa memutuskan apakah siap memberikan adik untuk si kakak. Dalam hal ini tidak perlu melihat orang lain apakah mereka telah memiliki anak lagi apa belum. Meskipun si kakak masih kecil namun telah siap memiliki adik, maka tidak ada salahnya memiliki anak lagi. Kalau ada orang yang bilang merepotkan memiliki anak banyak, jangan dengarkan omongan orang lain. Karena yang menjalani hidup adalah kita dan yang tahu porsi terbaiknya. Selamat memutuskan..
Belum ada Komentar untuk "Ketika Sang Kakak Menginginkan Adik Bayi "
Posting Komentar
Kebijakan Komentar di Blog Aniskhoir.com