Ada perasaan tergoda bahkan kadang ingin memiliki melihat sesuatu yang baru. Apalagi jika hal tersebut bisa meningkatkan prestise atau memudahkan dalam aktifitas. Seperti handphone, yang menawarkan berbagai keunggulan setiap muncul keluaran terbaru. Dulu, hp terdapat radionya sudah sangat canggih. Tapi sekarang, dengan hp saja terasa dunia di tangan. Setelah booming BB, iPhone, Android, atau entah apalagi namanya, wong saya juga agak gaptek masalah teknologi.
Pernah beberapa bulan lalu, hp teman kerja saya tiga orang baru bersamaan, (Maklum hanya berdelapan, jadi tiga tersa sudah banyak) entah sengaja atau secara kebetulan saya kurang paham, karena setelah saling membandingkan teknologi dan tentunya studi banding harga. Kemudian muncul keinginan hati, kapan- kapan ikut juga mengganti hp jadul saya. Maklum, selain sudah jadul, nada pesan pun tidak bunyi, jadi harap maklum kalau sms, lama membalasnya karena jelas tidak tahu kecuali kalau hpnya lagi di tangan. Paraahh. Kata teman-teman, "udah, di ganti aja, mengganggu tuu", dengan enteng saya jawab "sayang...lagian eman juga uangnya buat beli hp".hehehe, sambil nyengir, saya malah bercanda "kalau hp nya di belikan se, dengan senang hati ku terima". Gubyak. Merekapun kemudian hanya nyengir. Saya bangga dengan senyum kemenangan, ternyata hp jadulku bisa mengalahkan mereka.
Sebenarnya, ada keinginan se mengganti yang baru. Manusiawi kalau ingin barang baru. Tapi kembali pada tupoksi hp bagi saya. Hp adalah untuk komunikasi. telpon dan sms, titik. Karena untuk surfing internet saya percayakan pada netbook, jadi adil kan pekerjaan bagi masing- masing barang. Meski, bisa dikatakan pemikiran konservatif kali. Ada yang beranggapan, hp canggih diperlukan untuk bisa akses internet dimanapun dan kapanpun. Sah-sah saja, itu hak mereka, karena mereka membutuhkan. Sedangkan saya untuk sekarang itu tidak lah perlu.
Begitulah hukum "relatif" berlaku untuk diri saya sekarang ini. Berusaha memaksimalkan apa yang aku punya dan mensyukuri yang ada.
suka-suka
Pernah beberapa bulan lalu, hp teman kerja saya tiga orang baru bersamaan, (Maklum hanya berdelapan, jadi tiga tersa sudah banyak) entah sengaja atau secara kebetulan saya kurang paham, karena setelah saling membandingkan teknologi dan tentunya studi banding harga. Kemudian muncul keinginan hati, kapan- kapan ikut juga mengganti hp jadul saya. Maklum, selain sudah jadul, nada pesan pun tidak bunyi, jadi harap maklum kalau sms, lama membalasnya karena jelas tidak tahu kecuali kalau hpnya lagi di tangan. Paraahh. Kata teman-teman, "udah, di ganti aja, mengganggu tuu", dengan enteng saya jawab "sayang...lagian eman juga uangnya buat beli hp".hehehe, sambil nyengir, saya malah bercanda "kalau hp nya di belikan se, dengan senang hati ku terima". Gubyak. Merekapun kemudian hanya nyengir. Saya bangga dengan senyum kemenangan, ternyata hp jadulku bisa mengalahkan mereka.
Sebenarnya, ada keinginan se mengganti yang baru. Manusiawi kalau ingin barang baru. Tapi kembali pada tupoksi hp bagi saya. Hp adalah untuk komunikasi. telpon dan sms, titik. Karena untuk surfing internet saya percayakan pada netbook, jadi adil kan pekerjaan bagi masing- masing barang. Meski, bisa dikatakan pemikiran konservatif kali. Ada yang beranggapan, hp canggih diperlukan untuk bisa akses internet dimanapun dan kapanpun. Sah-sah saja, itu hak mereka, karena mereka membutuhkan. Sedangkan saya untuk sekarang itu tidak lah perlu.
Begitulah hukum "relatif" berlaku untuk diri saya sekarang ini. Berusaha memaksimalkan apa yang aku punya dan mensyukuri yang ada.
Belum ada Komentar untuk "Antara Setia dan Berpaling"
Posting Komentar
Kebijakan Komentar di Blog Aniskhoir.com