Ceria Itu Bernama Ramadhan

Ceria Itu Bernama Ramadhan


Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi dengan bulan penuh rohmah, pengampunan, dan tentunya penuh kemuliaan. Disetiap sudut terdengar tilawah mengalun merdu. Setiap adzan dikumandangkan, berlomba orang menempati shaf pertama. Semua berlomba- lomba untuk mendapatkan bonus pahala sebanyak-banyaknya.
Saya jadi kembali ke masa lalu. Kembali ke masa dimana Ramadhan adalah bulan keceriaan dan suka cita bagi setiap anak di kampong kami yang jauh dari kota. Jauh sebelum ramadhan menghampiri, kami anak-anak desa telah bersiap menyambutnya. Mandi di kali dan membersihkan segala kekotoran di diri, mencuci peralatan ibadah yang akan kami gunakan terawih, dan juga membuat tentek (alat music dari bambu yang dibunyikan untuk membangunkan penduduk desa dengan cara keliling kampung). Dan, tentu rumah saya akan ramai anak-anak, karena di rumah saya lah pusat pembuatannya karena lengkaplah peralatannya (pinjam ke bapak yang seorang tukang)
Begitu malam terawih, selesai magrib saya dan teman-teman akan segera bersiap ke langgar terdekat yang lumayan jauh. Tentu itulah hal yang kami tunggu. Saya dan mbak akan mendapatkan uang saku dan akan dibelikan jajan dilanggar nanti. Berada dibaris belakang, kadang kami asyik bermain ketika sholat terawih. Namun, datang ke langgar adalah lebih baik dari segalanya meski kami belum melaksanakan sholat secara sempurna.
Begitu juga ketika sahur. Saya dan mbak akan dijemput teman- teman untuk tentek keliling kampong. Kebersamaan dan keceriaan begitu terasa. Kami merasa dibutuhkan warga untuk membangunkan mereka. Meski sebenarnya mereka sudah bangun dahulu karena kamipun berkeliling setelah sahur di rumah masing- masing dan tentek kami sebenarnya sekedar keasyikan anak kecil yang ikut meramaikan ramadhan. Bagaimanapun, setiap pagi yang kami lalui sangat berarti setiap ramadhan.
Memang ramadhan begitu mengena dihati kami. Meski dulu kami belum tahu secara penuh makna ramadhan yang sebenarnya, namun keceriaan yang dihadirkan menjadi selalu dinanti.
Ini Cerita Ku Islami suka-suka

16 Komentar untuk "Ceria Itu Bernama Ramadhan"

  1. selamat menunaikan ibadah puasa.
    ngomong2 berapa jam nih puasanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekitar 13 jam an..
      iya, semoga puasanya barokah..amiin

      Hapus
    2. lha di kira dimana?, di germany gitu?

      Hapus
    3. biasanya emang bukan blogspot.com tapi blogspot.de (kalau gak salah tu jerman), karena pernah jadi penulis tamu di blognya mbak ely.
      aku jg kurang paham, hehehe

      Hapus
    4. oh iyaa...
      kemarin.de
      pantesan saiya tanya gitu :D

      Hapus
  2. semoga amal ibadah kita diterima Allah

    BalasHapus
  3. Jadi teringat masa kecil saya juga, Mbak. di kampung saya dulu juga anak-anaknya pada keliling, bawa kentongan, malah mulai jam satu sudah berangkat. seru sekali, yang ikut banyak, rame-rame. tapi sayang, kebiasaan itu sudah tidak ditemukan lagi. anak-anak sekarang tidak ada yang meneruskan kebiasaan membangunkan sahur itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang terjadi juga dikampung ku, kebiasaan itu mulai tergerus waktu :(
      padahal, bagi ibu- ibu terutama, hal itu sangat bermanfaat bisa dijadikan alarm bangun untuk segera menyiapkan sahur

      Hapus
  4. Met puasa mbak Anis, maaf baru bisa berkunjung nih, akhir akhir ini jarang BW walau posting jalan terus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak el, terima ksih.
      kirain lama gak BW lagi liburan :D

      Hapus
  5. Met puasa mbak Anis :)

    Suasana Ramadhan waktu kecil memant nggak terlupakan mbak... Dulu waktu kecil pas terawih bareng temen2 suka ribut, hahaha... namanya juga anak kecil, hehehe.. Habis sahur biasanya jalan2 sampai pagi bareng temen juga mbak, hehehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. met puasa juga ditya :D

      ternyata dihampir semua daerah hampir sama ya..

      Hapus
Kebijakan Berkomentar di Blog Aniskhoir.com
  • Komentar harus sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel