Sebagai orang tua terlebih seperti saya seorang emak, pasti
ingin yang terbaik bagi sang anak. Tak terkecuali menyangkut prestasi di
sekolah maupun hobi yang ingin ditekuni. Sehinggga khusus untuk prestasi
akademik, orang tua pun mengikutkan berbagai les tambahan mata pelajaran yang
dihadapi di sekolah. Sebenarnya perlu tidak sih les tambahan bagi anak?. Yuk
kita bahas disini.
Ada semacam magnet tarik menarik dihati saya yang
bertentangan setiap mengajar anak- anak. Bahagia karena bisa memberi
kemanfaatan bagi lingkungan dengan ilmu yang saya miliki dan dapat tambahan
uang jajan Wan. Namun lebih dari itu ada hal lain yang selalu mengganggu saya,
yaitu tentang perlu tidaknya mereka mengambil les tambahan. Karena bagaimanapun
anak- anak telah menghabiskan sekitar 6 jam di sekolah, satu jam untuk TPQ sore
hari dan di desa saya setiap selesai magrib ada ngaji untuk di Masjib sekitar
satu jam. Jadi bisa dikatakan anak- anak harus belajar dalam lembaga pendidikan
formal non formal minimal selama 8 jam.
Dengan lamanya waktu belajar, maka anak- anak hanya
mempunyai sedikit waktu main diantara jam- jam belajar mereka. Bagaimanapun
usia mereka masih anak- anak dan dunianya adalah main. Meskipun mulai ada
penanaman tanggung jawab namun sekali lagi bermain masih menjadi kebutuhan bagi
mereka. Sehingga bisa dibilang jika dunia main mereka yang bisa dikatakan
sedikit tadi harus dikurang lagi dengan les tambahan amat disayangkan. Dari
sudut pandang saya ada 2 alasan perlu tidaknya seorang anak mengikuti les
tambahan.
Karena Anak Ingin Belajar.
Bisa dibilang pelajaran sekarang
jauh lebih sulit dari yang kita pelajarai dulu. Saya ingat betul awal masuk
sekolah dasar baru mendapat pelajaran membaca “i-ni Bu- di, I—ni Wa- ti” dan
juga baru belajar angka. Beda dengan pelajaran sekarang, anak kelas satu SD
sudah diberi bacaan yang panjang dan harus memahami isi bacaan. Selain itu
untuk berhitung saja sudah sangat komplek. Demikian juga, semakin naik kelas
pelajaran akan semakin sulit. Dan tak jarang terkhusus yang tinggal di desa
seperti saya banyak orang tua yang tidak berpendidikan tinggi yang tak mampu
membimbing anaknya untuk belajar. Dilain sisi sang anak ingin belajar dari
kesulitan yang dihadapi dalam pelajaran. Dalam hal ini bisa dikatakan anak memerlukan
guru pembimbing yang dapat membantunya menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya. Dan bisa dibilang les tambahan bisa menjadi solusi bagi anak dan
orang tua.
Anak les tambahan karena tuntunan orang tua.
Sebagai orang
tua menginginkan anaknya untuk les tambahan sehingga bisa meningkatkan prestasi
akademiknya di sekolah. Namun disisi lain, anak ada yang ingin bermain atau
telah lelah dengan kegiatannya di sekolah. Sehingga ketika mereka datang ke
tempat les kurang adanya motivasi untuk belajar dan les hanya sekedar alasan
untuk tidak dimarahi orang tua. Sehingga meskipun telah mengikuti les tambahan
tak ada perbedaan dalam prestasi akademiknya.
Jadi kembali lagi pada pertanyaan di judul tulisan ini,
perlukah anak mengikuti les tambahan?, jawabannya kembali lagi pada sang anak
dan orang tua. Jika kita orang tua bisa membimbing sendiri anak dalam belajar
maka akan lebih baik anak belajar dengan orang tua yang lebih memahami karakter
dan kemampuan anak. Dan apabila anak ingin benar- benar belajar dan orang tua
kurang menguasai pelajaran, les tambahan bisa jadi solusi untuk meningkatkan
pemahaman anak terhadap pelajaran yang dihadapinya.
Ng.. mbak Anis kan bilang ada 3 pendapat, itu memang baru tertulis 2 kah mbak? Oh iya, terkadang meskipun orang tua berpendidikan tinggi terkadang ada juga orang tua yang malas mengajarkan anaknya belajar karena sibuk membuka toko sampai malam.
BalasHapusDi samping itu juga sangat disayangkan anaknya yang dikatakan masih butuh banyak waktu untuk bermain, sisa waktunya yang habis untuk belajar di sekolah dan di tempat les tambahan malah menghabiskan waktunya untuk menonton sinetron.
Terkadang saya ada setujunya juga dengan adanya les tambahan, karena secara pribadi saat saya bersekolah jaman dahulu pelajaran yang diterima di tempat les tambahan lebih mudah diterima daripada waktu di sekolahan. Mungkin karena faktor banyakanya murid di dalam kelas juga karena konsentrasi tidak bisa penuh karena terbagi-bagi ingin bermain dengan temannya.
Terima kasih mbak Ran koreksinya.
HapusKalo saya tentang les tambahan, kembali lagi pada anaknya apa perlu untul les tambahan atau tidak.
Wah,lesmemang bagus.
BalasHapusTetapi bisa juga menjadi hal yang buruk jika di paksakan
Menurut saya tidak perlu mba.
BalasHapusDari sedini mungkin biar anak bermain sambil mengamati lingkungan sekitar. Namun lingkungan yang baik yah, biar sang anak bisa menjadi pribadi yang baik.
Dan jika sudah besar, bisa diikutkan kursus yang anak minati. Jangan dipaksakan anak menuruti apa yang kita mau. Tapi baiknya, kita yang memberikan fasilitas apa yang menjadi passion sang anak. Itu pendapat saya mba. :)
selain menekan anak les juga ngaruhnya ga terlalu besar mending gausah di lesin.
BalasHapusbelajar dirumah setiap harinya 20 menit aja itu udh mencukupi
kalau emng anak butuh tambahan belajar,serta orang tua tidak bisa ( tidak mampu/tidak ada waktu ) ya itu jalan terbaik...tp yang terpenting mesti seimbang, karena otak anak juga mesti butuh refresh.....
BalasHapus