Tak ada yang bisa menyangkal bahwa pekerjaan ibu rumah
tangga merupakan pekerjaan yang tak ada habisnya. Dari mulai membuka mata
sampai menutup kembali, bahkan kadang tidur pun masih dibangunkan oleh pekerjaaan
yang tidak terselesaikan. Apalagi yang telah tinggal sendiri tidak ikut orang
tua lagi, mempunyai balita dan tanpa asisten rumah tangga pasti bisa
merasakannya. Jangankan untuk santai sambil tiduran, selonjoran saja merupakan
sesuatu yang langka. Meski begitu masih saja tidak ada beres- beresnya.
Menurut saya manusiawi kalau sesekali seorang ibu mengeluh
karena lelah. Kalau anda termasuk, samalah seperti saya. Namun mengeluh saja
apakah pekerjaan rumah tangga akan selesai?, tentu tidak bisa- bisa malah
semakin mengantri panjang untuk diselesaikan. Kalau kondisi sudah
mengkawatirkan bak rumah seperti kapal pecah, maka bisa juga bernegosiasi
dengan pasangan yaitu suami untuk membantu pekerjaan rumah tangga.
Tidak semua suami paham lho bagaimana pekerjaan rumah tangga
sehingga kadang ada yang mengira bahwa istri hanya dirumah (tanpa bekerja
diluar rumah) tetapi rumah berantakan. Disitulah perlu mengkomunikasikan bahwa
banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Kalau sudah begitu serta suami paham
yuk berbagi tugas pekerjaan rumah tangga dengan suami.
Terus apa saja pekerjaan yang bisa dilakukan suami dalam
rumah tangga?. Kalau bagi saya, suami melakukan pekerjaan rumah tangga adalah
sebuah bentuk bantuan. Jadi pekerjaan yang memungkinkan bisa didelegasikan ke
suami dan tidak membuatnya terberatkan karena bagaimana pun suami telah bekerja
diluar rumah. Ada beberapa pekerjan yang bisa dilakukan suami dirumah :
Bermain dengan anak. Sudah
kewajiban suami istri untuk mendidik dan merawat anaknya. Namun untuk bermain
dengan anak kadang suami jarang sekali melakukannya. Ada yang pulang kerja
langsung istirahat. Ada yang langsung bergabung dengan teman komunitasnya. Ada
pula yang suami yang sibuk dengan smartphone-nya. Padahal dengan bermain dengan
anak banyak sekali manfaatnya terhadap sang anak. Tidak lupa bagi istri, ketika
anak ada yang menemani bermain itu artinya istri bisa menyelesaikan pekerjaan
rumah tangga lebih cepat karena tanpa gangguang anaknya.
Mencuci Baju. Bisa
dibiilang mencuci termasuk pekerjaan yang cukup berat. Dari mulai mengucek
sampai pada proses melipat baju setelah kering membutuhkan waktu yang lama dan
ekstra tenaga. Apalagi mencucinya dilakukan secara manual dengan tangan. Akan
sangat membantu jika suami bisa melakukan pekerjaan mencuci baju.
Membersihkan dan merapikan Rumah.
Bagi yang memiliki bocil a.k.a. bocah kecil rumah bersih dan tertata rapi
adalah sesuatu yang langka. Bukan karena penghuni malas membersihkannya namun
eksplorasi yang dilakukan anak- anak yang membuat rumah menjadi berantakan.
Sebentar dibersihkan dan dirapikan sebentar saja sudah menjadi kapal pecah.
Saya sendiri menganggap membersihkan rumah bukan pekerjaan yang urgent sehingga
mengancam kelangsungan anggota keluarga. Artinya jika ditunda atau tidak
dilakukannya hanya menahan untuk bisa menerima kenyataan bahwa rumah
berantakan. Tidak sampai membuat kelaparan seperti jika memasak ditunda atau
mencuci yang akan kehabisan pakaian. Sehingga akan membantu jika suami bisa
membersihkan rumah sekaligus merapikannya sehingga rumah tak layaknya kapal
pecah
Meskipun suami bisa membantu pekerjaan dalam rumah tangga
tapi tetap saja ada pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu yang hanya bisa
dilakukan istri, misalkan memasak. Ada memang suami yang ahli dengan urusan
meracik bumbu, namun sangat banyak hanya sekedar mengoreng menjadi sesuatu yang
menakutkan bagi mereka. Jika dipaksakan suami melakukannya, bukan saja rasa
masakan yang tidak terdefinisikan tetapi keselamatan juga mengkawatirkan.
Membantu pekerjaan rumah tangga bagi suami bukan pada
kesetaraan peran antara suami dan istri sehingga mengaburkan bahwa suami
pemimpin rumah tangga tetapi lebih pada membangun “My Family My Team”, dalam
keluarga. Dengan begitu akan banyak hal baik yang dilakukan bersama termasuk
ketika suami membantu pekerjaan rumah tangga.
aku yes yes aja mbk hahahaha
BalasHapusSaya juga, hhh
HapusAku "yes"
BalasHapusSuami g pernah keberatan membantu pekerjaan rumah. Saat istri sakit/melahirkan dian ngebantu banget. Tapi sebisa mungkin saat kondisi normal aku sebagai istri menyelesaikannya.
Gimana pun porsi suami hanya untuk membantu jd sebisa mungkin istri tetap menyelesaikan.
Hapusiya sih mba, setuju. ini bukan soal kesetaraan atau bukan ya, tapi soal manusiawi aja. kalau ada yng lagi senggang why not. Eh tapi saya lihat sekarang makin banyak suami yang peduli. Berbeda dgn zaman lalu yg memang atriarki banget mungin karena sekarang sudah pada sekolah dan open minded ya..
BalasHapusBukan kesetaraan tapi sebagai bentuk kasih sayang suami istri
Hapussekarang aku menyadari bahwa pekerjaan istri mngurus rumah jauh lebih berat dari pekerjaan suami yg di kantor .......
BalasHapusBetul sekali
HapusWakakakkaa.. nguakak aku, inget kalo rumah kontrakan gak pernah beres juga. Setiap rapi bentar langsung mainan berantakan dimana mana, kata si mas sih, bukan anaknya yang harus disalahin, tapi ibunya kurang rajin. Bisa sempor kalo gitu caranya muahahah.. tapi dia sering bantuin juga sih, cuci piring, ngepel juga 😂
BalasHapusBegitulah rumah dg anak kecil
Hapuspernah dengar kutipan, entah darimana redaksinya, semoga tidak salah
BalasHapus"kalau mau cari istri yang mau ngurusin rumah, apa bedanya ama mencari pembantu"
ini sangat jleb sekali, bahkan yg bilang itu laki laki dan juga seorang suami
intinya, aku sendiri laki laki, bukankah keluarga itu sama sama dibangun kan ya, semogalah laki laki yang baca blog ini juga sepaham