Tiba- tiba, Merindukannya
Ini Cerita Ku
suka-suka
Alya namanya. Gadis kecil dengan pipi gembulnya. Rambutnya
yang dipotong di bawah telinga rapi, dan kulitnya yang putih bersih semakin
membuatnya cantik. Atau lucu tepatnya. Kadang aku lebih suka memanggilnya Dora.
Karena kadang dari gaya dan tingkah lakunya mirip serial tv untuk anak Dora The Explorer.
Bagiku dia sangat berarti. Ada rasa tersendiri ketika
hari-hari bersamanya. Alya tak menganggapku lagi sebagai seorang guru, tapi
tepatnya lebih pada seorang ibu. Ketika saya sedang sibuk, dengan pertanyaan
polosnya dia akan bertanya “Ustadzah sedang apa?”, dan biasanya akan segera aku
tanyakan padanya, apa dia bersedia membantu. Dengan gembira Alya pun membantu.
Pernah suatu kali dia menemukan sebuah brosur properti.
Dengan lugunya dia pertanya, apakah ini
rumah saya. Dengan seenaknya saya jawab
iya. Besoknya bisa di tebak. Uminya bilang alya bercerita tentang rumahku, dan
ingin kesana. Anak kecil memang begitu cepat menyerap informasi yang dia
dapatkan.
Tiba-tiba, aku merindukannya. Sekarang dia telah beranjak ke
masa- masa sekolah dasarnya. Aku tak tahu apakah kelucuannya itu tetap seperti
sedia kala. Masih banyak murid-murid ku yang telah beranjak besar. Dan seperti Alya juga aku kadang merindukannya.
Mengingat Alya, saya menyadari beginilah rasa seorang guru.
Dan, akupun juga kemudian rindu dengan Guru-guru selama sekolah dulu.
hemmm......ada pertemuan ada pula perpisahan.....yang penting bagaimana menggunakan waktu pertemuan itu dengan sebaik2nya........jika sesuatu itu begitu mengena maka ia akan mengingat dengan sendirinya.....suatu saat ia akan mencari ustadzahnya itu......keep spirit.....!!!!
BalasHapusmenjadikan bermakna setiap peristiwa..:)
BalasHapus