Dengan berjalannya usia yang
semakin menua, kemampuan untuk mengingat pun semakin berkurang. Kadang serasa
ilmu sekedar lewat kepala saja. Masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Dan
saat dibutuhkan sebagai referensi untuk pembenaran tindakan misalnya akan
mengalami lagu tahun 2000an, lupa- lupa ingat. Pun ketika dimintai pendapat
maka dimulut sudah mau keluar kata, namun pikiran masih mencerna dan mencari
file data. Jika demikian benarlah sabda Baginda Rasul Muhammad SAW “Ikatlah ilmu dengan tulisan”.
Jika telah terserang virus menulis
writer block apakah kemudian saya pergi dan tak menulis lagi?. Tentu TIDAK.
Menulis bagi saya ibarat sebuah terapi jiwa agar tetap waras menghadapi dunia.
Bukan terlalu mendramatisir namun bayangkan saja jika cinta terhadap menulis
yang bersemi harus kandas karena sebuah writer
block tentu akan membuat kewarasan minimal akan berkurang. Terus bagaimana menghadapi
writer block yang menjadi enemy number one bagi penulis itu?
Menuliskan apa saja yang ada
pikiran. Pasti bingungkan katanya tidak punya ide tapi kenapa malah harus tetap
menulis. Menulis disini menulis bebas. Jangan pikirkan tentang tema, alur tulisan
atau kaidah dalam bahasa. Buat menulis mengalir begitu saja. Dan dengan
berjalannya waktu tak terasa rangkaian tulisan telah memenuhi layar yang tadinya
putih bersih itu. Dari situ ide pun sedikit demi sedikit akan muncul dan
barulah siap untuk menulis yang sesungguhnya. Kalau sudah demikian pada akhir
tulisan memperbaiki susunan kata baru kita lakukan.
Beristirahat. Melakukan sesuatu
dengan terpaksa tak akan menyenangkan jadinya. Begitupun dengan menulis.
Menulis selayaknya terapi jiwa seperti ungkapan saya diatas jangan dijadikan
sebagai beban tapi lakukan dengan fun. Jika ide tak didapatkan bolehlah melihat
keluar untuk sekedar jalan- jalan. Mencari udara segar yang akan mengirim
sinyal positif ke otak untuk mendapatkan ide baru. Atau dengan mengamati
sekitar akan akan ada ide yang tertangkap untuk bisa dituliskan.
Kembalilah membaca. Menulis lahir
ketika seseorang biasa membaca dan menemukan suatu permasalahan dari tulisan
yang ingin diungkapkan. Karena bagaimanapun membaca dan menulis merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Namun untuk bisa konsisten membaca bahkan
mempunyai waktu khusus untuk berkholwat
dengan buku masih sulit bagi saya sendiri khususnya. Dengan pekerjaan rumah
tangga yang tak ada habisnya atau kadang ingin membaca malah diminta membacakan
buku oleh si kecil. Untuk menyiasatinya menunggu si kecil bisa jadi cara ampuh
bagi emak seperti saya untuk bisa tetap membaca.
Dengan membaca akan banyak ide
yang muncul dan akan sayang jika tanpa dituliskan. Apalagi jika tulisan itu
bisa dibaca oleh kalayak umum dan memberikan manfaat. Namun untuk bisa
melahirkan tulisan yang bagus atau minimal nyaman dibaca tentu bukan bim salabim aba kadabra. Namun butuh
proses panjang. Melalui pembiasaan menulis, mengamati dan tentunya juga “kulakan”
kata lewat membaca. Mengapa saya bilang kulakan?, karena dari membaca tulisan
orang lain akan banyak kosa kata yang memperkaya tulisan kita. Juga dengan
membaca dapat belajar bagaimana cara menulis yang baik dan yang terpenting
memperkaya referensi sehingga tulisan benar- benar hidup dan bermakna.
Dari uraian tersebut tentu tak
perlu takut lagi untuk tetap menulis dan menghadapi writer block. Yang
terpenting tetap konsisten menulis dengan cara minimal membuat satu hari satu
tulisan. Karena bagaimanapun Veba Volant Scripta Manent (Ucapan akan
menguap dan tulisan akan abadi), maka menulis adalah cara yang tepat “bekerja untuk keabadian (Promoedya A. Toer)”.
#PostinganTematik
#BloggerMuslimah
#PostinganTematik
#BloggerMuslimah
Semoga saya juga bisa menulis setiap hari seperti mbak Anis... Aammiin...
BalasHapusSemoga lombanya menang ya, mbak...
Sukses!
Menulis untuk berbagi informasi.... Semangaaat!
BalasHapus"Kulakan"! Setuju ..Banya baca menjadikan kata-kata di tulisan kita bukan itu-itu saja.
BalasHapusUlasan yang lengkap dan mengena Mbak...Nice!
Konsisten membaca dan menulis memang berat. Godaan gadget untuk ngobrol ngalor ngidul sama temen lebih kuat hehe. Bismillah aja, semoga semangatnya gak sering kendor. Btw, kalimat "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya" itu bukan perkataan Rasulullah tapi Ali bin Abi Thalib :-)
BalasHapusmembaca dan menulis dua hal yang berkaitan satu sama lain kita tak bisa menulis tanpa membaca begitu sebaliknya kalau hanya membaca tanpa menulis cepet lupa. Hey mba anis udah lama banget aku gak mampir ke rumah mu hehe..
BalasHapusDengan membaca, banyak ide akan dapat tercipta. Salah satu cara saya menghadapi writer's block adalah membaca.
BalasHapusPas banget aku lagi kehilangan mood menulis beberapa hari terakhir ini. Padahal bahan tulisan ada, tapi memang lagi lelah aja sepertinya. Butuh istirahat dan banyak membaca.
BalasHapusAku suka banget sama judulnya, Mbak. "Mengingat Bacaan Lewat Tulisan", benar sekali yang namanya faktor usia kadang membuat daya ingat kita jadi berkurang, makanya menulis jadi penting agar bisa terus mengingat.
Terima kasih sudah diingatkan untuk kembali menulis ya, Mbak.
Setuju banget, rumusnya menulis kan membaca dan menulis :)
BalasHapusSemoga istiqomah membaca dan menulis. aamiin..
Konsisten, satu kata yang masih jadi PR besar buat saya.
BalasHapusMau bikin satu hari satu tulisan itu teramat susah, terkadang fikiran malas untuk berfikir, maunya membaca saja.
BalasHapusAku sering juga kena writing block ini. Tipsnya bisa dicoba tuh, makasih ya Mbak.
BalasHapusMembaca adalah salah satu cara mendapatkan ide untuk menulis. Konsisten menulis akan semakin meningkatkan kualitas tulisan :)
BalasHapusBetul banget. Kalau mau menulis biasanya membaca beberapa buku atau tulisan lain untuk referensi. Jadi menulis dan membaca memang satu paket yang tak terpisahkan.
BalasHapusWriters block itu nyebelin bgtz. Kemaren saya kena writers block hampir sebulanan. Ampun dah. Emang bener bgtz tipsnya, kudu rehat dlu n membaca
BalasHapusBanget, Mbak. Terkadang memang harus kasih jeda buat istirahat sejenak ya, mbak. Biar semangat lanjut nulis dan baca.
BalasHapuswriters block itu wajar yaa. Harus punya motivasi kuat untuk melanjutkan tulisan. Semangat!
BalasHapusSalam,
helenamantra dot com
Klo buat sy tantangan nulis itu mengatur waktu blm bisa konsisten . Sok jd emak rempong hehehe
BalasHapusKalau kata Tere Liye nih se-ekstrim2nya, nulis sehari satu huruf aja nggak papa. Yang penting udah niat dan konsisten. Gimana tuh? :"D
BalasHapusWah makasih sharingnya mbk :)
BalasHapus