“Mbak, Sepertinya aku seperti tidak punya suami lagi...aku
gak kuat mbak...”
Kata itu yang sering engkau ucapkan. Teman, aku hanya bisa
mendengarkan saja. Semuanya lebih dari jangkauan ku. Engkau adalah istrinya,
aku hanya orang lain dalm kehidupanmu. Begitu juga orang tu yang telah
membesarkan engkau dengan limpahan harta. Sekali lagi, limpahan harta.
Harta yang katanya ibu mu demi engkau tak menjawab apa-apa
lagi. Aku hanya nangis mendengar setiap derita mu. Seseorang yang dulu engkau
puja dalm pacaran yang tega menodai engkau sebelum ikatan itu ada. Dan, setelah
pernikahan terucap dan bayi mungil dikehidupan engkau, ahhh malah dia mensia-siakan
kamu dan anak itu.
Terasa seperti di pukul dengan martil mendengar rencana
pernikahan engkau. Bukan karena aku iri engkau mendahului ku ke arah sana.
Karena sebuah kecelakaan dan akhirnya memaksa engkau dalam pernikahan. Setelah
sepuluh hari mmenikah, engkau melahirkan. Bagaimana rasanya ditanya orang lain,
sebagai orang yang dikenal dekat dengan engkau. Berat menjelaskan bagaiman
sesungguhnya yang terjadi. Aku tutpi, toh orang lain akhirnya tahu juga apa
yang terjadi meski bukan dari bibirku
Pernikahan bagiku sesuatu yang sangat agung. Perjanjian yang
sangat berat bahkan perjanjian yang di saksikan penghuni langit dan bumi, tapi
ketika hanya sebagai penutup aip , sungguh sangat diseslkan.
Sahabat, Sungguh apa yang engkau alami sungguh menjadi
pelajaran yang luar biasa bagi kehidupan
ini. Bukan diriku pribadi tapi juga orang lain dan tentunya semua yang
membacanya.
Belum ada Komentar untuk "Yang Telah Terluka"
Posting Komentar
Kebijakan Komentar di Blog Aniskhoir.com